TEMPO.CO , Jakarta: Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, mengakui partainya kini dalam dilema. Dia pun khawatir tingkat elektabilitas partai terus menurun hingga 2014. ”Ini cobaan yang berat dengan penurunan tingkat elektabilitas hingga ke angka 10,3 persen,” ujar Hayono saat dihubungi kemarin. ”Saya berharap tidak akan turun lebih jauh lagi.”
Pamor Demokrat berdasarkan survei sejumlah lembaga menunjukkan penurunan dalam beberapa bulan ini dibanding partai lain. Penyebabnya, sejumlah kader partai berlambang “mercy” itu terjerat kasus korupsi yang kini sedang diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi. Contohnya, kasus Wisma Atlet, kasus proyek Stadion Hambalang, dan kasus suap terhadap Bupati Buol Amran Batalipu terkait dengan izin lahan sawit yang diduga melibatkan tokoh Demokrat.
Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menilai hukuman buat Demokrat terasa berat karena masyarakat melihat anomali dalam partai itu. Menurut dia, slogan "Katakan Tidak pada Korupsi" yang didengungkan Demokrat pada kampanye Pemilu 2009 kini seakan-akan menjadi bumerang. ”Ironisnya, tidak ada tindakan apa-apa dari Demokrat dalam menghadapi kadernya yang terkena kasus korupsi,” kata dia.
Lebih jauh, Hayono Isman menegaskan, Demokrat berkomitmen mengakhiri musibah ini dengan mendukung KPK membongkar kasus yang menimpa kadernya. Demokrat juga sudah mengambil tindakan terhadap kader yang ditetapkan sebagai tersangka. ”Angelina Sondakh kan sudah jadi tersangka. Ketua umum juga sudah diperiksa dua kali. Itu bukti bahwa kami mendorong KPK menyelesaikan kasus ini tanpa intervensi politik,” katanya.
ARYANI KRISTANTI | FEBRIYAN | SUKMA
Terpopuler:
Akbar Tandjung Minta Ical Relakan Kalla
Jika Dipecat, Kalla Malah Untung
Tanpa Kalla, Suara Golkar Bisa Turun
JK Akan Atur Volume Pengeras Suara Masjid
KPK Bisa Kejar Ayin ke Singapura
Setiap Hari, Puluhan TKI Menjerit Minta Pulang
Seribu Orang Indonesia Masih Terjebak di Suriah
Penghafal Al-Qur’an Bisa Masuk Universitas Hasanuddin
Konflik Suriah, Presiden Jangan Pencitraan
TKI Suriah Ingin Pulang, KBRI Perpanjang Kontrak