TEMPO.CO , Jakarta: Hingga pertengahan tahun ini, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih merugi. Perusahaan penerbangan pelat merah itu mencatat rugi periode berjalan sebesar US$ 2,02 juta per semester I 2012. Meski seperti itu, kerugian itu berkurang dibandingkan laba bersih semester I 2011 sebesar US$ 22,33 juta.
Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar, mengatakan pendapatan usaha perusahaan mencapai US$ 1,51 miliar. Itu berasal dari tiga usaha. "Penerbangan berjadwal sebanyak US$ 1,37 miliar, penerbangan tidak berjadwal US$ 9,9 juta, dan lainnya sebesar US$ 130,22 juta," kata Emirsyah dalam laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan mencatatkan beban usaha sebesar US$ 1,5 miliar. Ini meningkat 13,79 persen dibandingkan beban usaha tengah tahun 2011 sebesar US$ 1,31 miliar. Meski demikian, perusahaan mendapatkan laba usaha sebesar US$ 10,7 juta di Juni 2012. "Sedangkan pada Juni 2011, perusahaan memperoleh rugi usaha sebesar US$ 34,75 juta," ujar dia.
Dengan beban bersih sebesar US$ 1,01 juta hingga Juni 2012, Garuda memperoleh laba dari operasi yang dilanjutkan sebelum pajak sebanyak US$ 9,77 juta. Setelah dikurangi pajak, maka perusahaan memperoleh rugi periode berjalan sebanyak US$ 2,02 juta.
Liabilitas jangka pendek perusahaan meningkat menjadi US$ 741,29 juta di semester I 2012 dibandingkan posisi 31 Desember 2011 sebesar US$ 645,83 juta. Sedangkan liabilitas jangka panjang lebih rendah dari US$ 506,82 juta pada akhir tahun lalu menjadi US$ 444,57 juta di semester I 2012.
Jumlah ekuitas mencapai US$ 914,08 juta di Juni 2012, turun tipis dibandingkan ekuitas 31 Desember 2011 sebanyak US$ 922,79 juta.
Direktur Keuangan Garuda, Handrito Hardjono, menambahkan perusahaan memang masih mengalami kerugian sepanjang semester I 2012. Hal itu lumrah karena tingkat keterisian perusahaan penerbangan lebih rendah dibandingkan semester selanjutnya.
"Namun, hingga tengah tahun ini, kami sudah memperoleh laba usaha sebesar US$ 10,79 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih merugi," jelas Handrito.
Dia optimistis kinerja perusahaan akan membaik pada semester II tahun ini. "Bisnis penerbangan akan selalu lebih di tengah tahun terakhir," ujar dia.
SUTJI DECILYA
Terpopuler:
Hari Ini, Garuda Lepas Citilink
Tujuh Perusahaan Indonesia Masuk Forbes
Purbalingga Siap Pasok Knalpot Mobil Listrik
Lombok Banjir Turis, Hotel Tambah 1.000 Kamar
BUMN Berpeluang Masuk Forbes
Nanti Beli Tiket Citylink Bisa di Minimarket
Apresiasi Rupiah Akan Berlanjut
Sejarah Kontroversi Proyek Jembatan Selat Sunda
Perpres Jembatan Selat Sunda Dinilai Janggal
Rajawali Siapkan 2 Ribu Ha Kebun Kedelai