TEMPO.CO, Tangerang - Kementerian Perhubungan akan mencari opsi baru pembangunan bandar udara internasional jika konflik pembebasan lahan dalam pergembangan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, gagal hingga 2015. Lokasi yang dipilih untuk pembangunan landasan pacu bandara baru itu adalah di lahan Perhutani, Kawarang, Jawa Barat.
"Jika pembebasan lahan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, tidak juga selesai sampai 2015, bandara baru akan dibangun di tanah Perhutani, Kawarang," kata Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan Bambang Cahyono usai ground-breaking Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis, 2 Agustus 2012.
Pilihan Karawang itu, menurut Bambang, merupakan hasil studi Japan International Coorporation Agency (Badan Kerjasama Internasional Jepang). "Lahan itu paling pas, letaknya di timur Jakarta, tepatnya di Karawang."
Dia menambahkan, rencana pembangunan landas pacu (runway) utara sedianya akan dilakukan di lahan yang kini masih dikuasai warga dan belum dibebaskan seluruhnya. Namun, Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta akan terus berusaha membebaskan lahan itu dengan bernegosiasi dan merelokasi warga yang siap merelakan rumahnya untuk diganti rugi.
"Kalau memang tidak ketemu sampai 2015 maka menggeser lokasi bandara ke timur Jakarta. Itu sudah berdasarkan studi dari tujuh tempat, atau menunggu selesainya kontrak padang golf Soewarna pada 2019," kata Bambang.
Bambang mengatakan, di luar negeri bandara tidak tersentralisasi, melainkan ada dua, seperti di Amerika Serikat ada dua bandara. Konsep itu bukan tidak mungkin dipakai di Indonesia.
AYU CIPTA
Berita Terpopuler:
BWF Diskualifikasi Delapan Atlet Badminton
Polisi Langgar Wewenang KPK
Perselingkuhan, Pejabat Semarang Pukul Wartawan
"Bayi Besar" Bermunculan di Amerika
Satu Jenderal Polisi Lagi Jadi Tersangka
Gubernur Tersangka, Agenda Akpol Berantakan
Panwaslu Miliki Video Rhoma Irama Ceramah SARA
Djoko Susilo Ancam Perkarakan KPK
Didiskualifikasi, Atlet Bulu Tangkis Ini Pensiun
Ahok Yakin Foke Tidak Embuskan Isu SARA