Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ingin Mendonorkan ASI? Ini Caranya  

image-gnews
Ibu menyusui
Ibu menyusui
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - ASI adalah makanan alamiah terbaik untuk bayi. Setiap ibu pasti punya keinginan memberikan ASI pada buah hatinya. Namun, terkadang ada beberapa keadaan yang menyebabkan seorang ibu tidak bisa memberikan ASI. Pada keadaan inilah penggunaan ASI donor bisa menjadi alternatif.

Permintaan terhadap ASI donor ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebagaimana diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Mia Sutanto. Menurut Mia, saat pertama kali berdiri pada 2007, dalam sebulan permintaan ASI donor melalui AIMI hanya satu-dua orang.

"Sekarang dalam sehari bisa ada tiga-empat permintaan ASI donor," kata Mia saat ditemui dalam seminar Pekan ASI Sedunia pada Rabu, 1 Agustus 2012 di kantor Ikatan Dokter Anak Indonesia, Matraman, Jakarta. Untuk tahun ini, pekan ASI mengangkat tema global, yaitu Understanding the Past, Planning for the Future.

Menurut dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Rosalina Dewi Roeslani, ASI memiliki kandungan nutrisi yang kaya manfaat untuk bayi. Pemberian ASI bisa menurunkan angka kematian pada bayi, mengurangi risiko penyakit Otitis Media akut (OMA) dan Infeksi Saluran Pernafasan Atas, meningkatkan kecerdasan, dan menurunkan insidensi obesitas. Namun, melalui ASI pula, sejumlah virus bisa ditransmisikan seperti virus HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.

Karena itu, pemberian donor ASI harus melalui sejumlah skrining dan pasteurisasi di laboratorium. Di Amerika pun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit tidak merekomendasikan pemberian donor ASI yang tidak melalui skrining. Hal yang sama, kata Rosalina, dilakukan di RSCM.

Dia menjelaskan, saat seorang ibu ingin mendonorkan ASI-nya, maka prosedur yang dilakukan pertama kali adalah skrining melalui lisan dan tulisan. Si ibu akan ditanya tentang riwayat kesehatan secara detail. Skrining tahap pertama ini juga mencakup apakah calon pendonor mendapat transfusi darah dalam 12 bulan terakhir, melakukan transplantasi organ atau jaringan dalam 12 bulan terakhir, mengkonsumsi secara rutin minuman keras lebih dari dua ons atau yang setara dalam 24 jam terakhir, menggunakan dosis besar vitamin dan obat herbal, merokok, menggunakan obat terlarang, dan sejumlah pertanyaan lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah melalui tahap pertama, pendonor masuk ke tahap kedua, yaitu pemeriksaan serologi (tes darah) untuk HIV-1, HIV-2, HTLV, Hepatitis B, Hepatitis C, dan sifilis. "Bila dinyatakan sehat, maka ibu akan melakukan ASI donor yang kemudian ASI itu akan dipasteurisasi dan dikultur serta disimpan dalam ruang perawatan khusus," kata Rosalina.

Praktek ASI donor ini tidak bertentangan dengan agama, seperti Islam dan Katolik. Namun, hukum anak yang mempunyai ibu sepersusuan yang sama dikemudian hari tidak boleh menikah, maka dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang ASI, ASI donor dilakukan dengan sejumlah syarat agar keluarga penerima mengetahui latar belakang pendonor ASI.

"Sebagaimana dalam Pasal 11 ayat (1) dan (2), pemberian ASI donor dilakukan dengan persyaratan," kata Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan, Minarto. Persyaratan yang dimaksudnya adalah ASI donor dilakukan atas permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan, identitas, agama, dan alamat pendonor ASI diketahui jelas oleh ibu kandung atau keluarga bayi penerima ASI, persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi yang diberi ASI, pendonor dalam kondisi kesehatan yang baik, dan ASI tidak diperjualbelikan.

AMIRULLAH

Berita Lain:
Kue Sus Ini Rasa Es Krim Kecap
Stres Ringan Meningkatkan Risiko Kematian
Binatang Peliharaan Bantu Anak Autis Berkomunikasi
Kurangnya Edukasi Mengurangi Produksi ASI
Pekan ASI Sedunia, Pembatasan Susu For

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

19 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.