TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mendirikan Indische Partij pada 6 September 1912, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker tak mau buang waktu. Sepekan kemudian, dia langsung melakukan tur ke beberapa kota di Jawa untuk menyiarkan partai politik pertama di Hindia-Belanda itu.
Kota pertama yang dituju adalah Yogyakarta. DD, biasa dia disapa, berangkat dari stadiun Bandung pada 15 September 1912. Dia bersama J. D. Brunsveld van Hulten dan J. van der Poel, tiba di stasiun pada pagi buta.
Sebelum meninggalkan Kota Parijs van Java, DD sempat berorasi di sebuah gerbong sebelum peluit berbunyi dan kereta meluncur ke Yogyakarta.
"Saudara, kita umumnya dianggap malas, makhluk apatis yang menderita banyak kebiasaan buruk. Tapi saya melihat Anda semua telah bangun sepagi ini menentang tuduhan para dokter Belanda yang begitu parah bahwa kita Indier rendahan." kata DD dengan suara lantang seperti dalam Majalah Tempo edisi khusus Douwes Dekker memperingati kemerdekaan 17 Agustus hari ini.
Rombongan DD tiba di Kota Gudeg pada saat senja. Ketika itu, mereka mendapat sambutan hanggat dari Insulide, Boedi Oetomo, dan Sarekat Islam. Malam hari, mereka kembali bertemu untuk menggelar pertemuan politik.
Dalam pertemuan itu, mereka menyoroti diskriminasi pemerintah Hinda-Belanda terhadap warga Indonesia. Pertemuan itu diakhiri dengan tanda tangan sekitar 60 peserta untuk menjadi anggota Indische Pantij. (Baca: Douwes Dekker: Inspirasi Revolusi Indonesia )
Dari Yogyakarta, lelaki berkumis lebat yang kerap memakai topi bundar itu melanjutkan ke Surabaya pada esok harinya. Setiba di Surabaya, mereka juga mendapat sambutan hangat.
Mengetahui kawan lamanya di Stovia (School tot Opleiding van Indische), Tjipto Mangoenkoesoemo pun datang dari Malang. Setelah pertemuan itu, Tjipto memutuskan hijrah ke Bandung demi membesarkan Indeche Partij.
Tur propaganda berakhir pada hari kedelapan. Kota Tegal dan Cirebon menjadi tujuan terakhir sebelum kembali ke Bandung pada 22 September 1912.
Baca selengkapnya Laporan Khusus Majalah Tempo edisi Kemerdekaan di sini.
TIM TEMPO/RINA WIDIASTUTI
Berita populer:
Gus Dur Dukung Ahok
SBY Gusar, Ini Klarifikasi Antasari Azhar
Mahar Miliaran Pendukung Calon Gubernur
Kirab Mobil Esemka, Jokowi Duduk Di Atap
Jusuf Kalla Dukung Pernyataan SBY Soal Century
Presiden SBY: Terima Kasih KPK
Sandi Dibunuh dan Diseret 200 Meter
Arsenal Terpaksa Jual Van Persie
Dukungan Fauzi Bowo, Bersatu-padu untuk Doku
Dirjen Pajak : Kami Tahu Jaringan Mafia Pajak