TEMPO.CO, Jakarta -Motif aksi teror penembakan polisi di Solo diduga terkait dengan kematian Dulmatin pada tahun 2010. “Sejak kematian Dulmatin, ada perbedaan sasaran yang dilakukan oleh kelompok teroris,” ujar Pengamat Pertahanan dan Keamanan asal Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 1 September 2012.
Jika sebelumnya kelompok teroris menyasar sasaran klasik seperti rumah ibadah, simbol komersial yang mewakili asing, ataupun warga negara asing, kini mereka cenderung mengincar aparat pemerintahan. “Siapapun yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Dulmatin dan dua rekannya,” kata dia.
Dulmatin merupakan tokoh teroris paling diburu. Dia tewas dalam sebuah penyergapan di Pamulang, Tangerang. Tersangka Bom Bali I ini tewas diberondong peluru Detasemen Khusus 88 Antiteror.
Menurut Andi, kelompok teror Solo bukanlah faksi baru. “Pelaku-pelakuknya memang orang baru, tapi dilatih dan direkrut oleh orang lama,” kata dia. Dia menyebut kelompok teror ini terkait dengan Kelompok Teroris 5 dan 11 yang terdiri atas alumni teroris di Medan dan Poso. “Salah satu dari pelaku kemungkinan juga terkait dengan jaringan Ngruki sehingga punya akses logistik ke Filipina,” dia menambahkan.
Rangkaian penembakan di Solo menurut Andi, hanyalah sebuah serangan awal. “Selalu ada peningkatan aksi teror di bulan September hingga akhir tahun menuju sasaran utama,” katanya. Kelompok teroris, hendak memberikan pesan yang lebih luas bahwa mereka masih eksis. “Selain itu, ini adalah isyarat untuk kelompok lain agar mulai bergerak dan melakukan konsolidasi.”
Untuk itu, intelijen wajib bekerja dengan cepat untuk segera mengidentifikasi sasaran utama para teroris. “Anggota polisi hanyalah sasaran antara para pelaku teror,” kata Andi. (Baca juga: Kapolri: Teroris Solo Kelompok Baru )
Jum’at malam terjadi baku tembak antara Densus 88 dengan kelompok teroris di Jalan Veteran, Solo. Seorang pengendara sepeda motor disergap petugas Densus di tengah jalan. Pengendara tersebut melawan dengan tembakan. Tiga orang tewas dalam baku tembak tersebut, satu diantaranya polisi Densus 88 atas nama Bripda Suherman. (Baca: Rentetan Tembakan Kembali Terdengar di Solo)
SUBKHAN
Berita Terpopuler
Persamaan dan Perbedaan Sunni-Syiah
Siapa Syiah, Siapa Sunni
Mengenal 4 Kelompok dalam Syiah
Bahas Lambang PMI, DPR Perlu Studi ke Luar Negeri
Rentetan Tembakan Kembali Terdengar di Solo
Asal Muasal Perpisahan Syiah dari Sunni
Korban Tewas di Solo Pernah Gabung Abu Sayyaf
Diperiksa 12 Jam, Polisi Saksi Simulator Bungkam
MUI Sampang Menolak Disebut Provokator Konflik
Kapolri Sudah Melihat Jenazah Anggota Densus