Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terduga Teroris di Mata Sang Ayah

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Pasukan Kontra Teror Bravo VIII TNI AU membentuk formasi usai melumpuhkan teroris saat penyerbuan pada simulasi pembebasan sandera di mall BIP, Bandung, Jabar(13/12). Pasukan harus membebaskan sandera dan ancaman bom yang dilakukan kelompok teroris. TEMPO/Prima Mulia
Pasukan Kontra Teror Bravo VIII TNI AU membentuk formasi usai melumpuhkan teroris saat penyerbuan pada simulasi pembebasan sandera di mall BIP, Bandung, Jabar(13/12). Pasukan harus membebaskan sandera dan ancaman bom yang dilakukan kelompok teroris. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Sedikit ketegangan teraut dari wajah Muslim Sanni Assidiqie. Sesekali suaranya terdengar bergetar saat menceritakan sepak terjang anak keduanya yang bernama Muchsin Sanny Permadi, terduga teroris yang ditembak mati oleh Data Semen Khusus Anti teror Polri di Surakarta.

”Saya yakin orang yang ada di foto itu anak saya,” kata Muslim saat ditemui di kediamannya di Jakarta Timur. Sebelumnya, ia telah menyambangi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto atau RS Polri untuk mengidentifikasi jenasah salah satu terduga teroris.

Dia menambahkan, foto jenazah serta data susunan gigi geligi yang ditunjukkan rumah sakit, 90 persen mirip dengan anaknya.

Muchsin, menurut Muslimin, adalah seorang anak yang santun kepada orang tuanya. Anaknya itu juga ia nilai cukup tegar dan tidak pernah mengeluhkan kondisi keuangan keluarganya yang tidak terlalu baik. Saat Muslimin bersekolah di Pesantren Ngruki milik Abu Bakar Baasyir, dirinya kerap tidak mengirimkan uang untuk anaknya tersebut. Namun, Muchsin tidak pernah mengeluh dan terus belajar di sana dengan giat.

Selepas tamat dari pesantren, Muslimin tetap tidak melihat ada perubahan yang berarti dari anaknya itu. Ia mengatakan, tidak ada yang mencurigakan dari aktivitas maupun tingkah anaknya selepas dari pesantren.

Dengan sedikit tercekat, Muslim menceritakan bagaimana sosok Muchsin saat terakhir kali ia melihatnya. Pria yang bekerja sebagai pegawai asuransi tersebut mengatakan, Muslim bilang kepadanya  akan berbisnis ikan bersama temannya. Muslim yang tidak curiga kemudian mengizinkan anaknya yang lahir pada 30 Agustus 1992 itu kembali ke Solo, walau ia baru pulang ke kediaman Muslim selama beberapa hari saja.

Muslim mengatakan, sebelum berangkat ke Solo, ibu tiri Muchsin, Yatmi, sempat meminta agar anak tirinya itu menunda keberangkatannya. “Tetapi dia tidak mau. Muchsin bilang, keberangkatannya itu tidak bisa ditunda-tunda lagi,” kata Muslim.

Tanpa curiga, Muslimin pun membiarkan anaknya itu kembali ke Solo. Muslimin berpikir, anaknya tersebut telah dewasa dan bertanggung jawab, sehingga ia tidak memiliki pikiran negatif maupun prasangka ketika anaknya pergi ke Solo melalui Terminal Pulogadung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Prasangka, menurut Muslimin, baru datang saat ia mendapati anak pertamanya, Sidiq, menyimpan kartu tanda penduduk milik Muchsin di dalam dompet. Saat itu, ia bertanya kepada anak sulungnya itu mengapa Muchsin meninggalkan KTP di rumah, bukan ikut membawanya ke Solo.

“Kakaknya itu mengatakan, Muchsin mengirim SMS dan berpesan jika terjadi apa-apa maka KTP miliknya itu harus dibakar,” kata Muslimin. Dirinya langsung curiga dan meminta anaknya tersebut menceritakan kondisi Muchsin seraya berkata “Kamu ada apa-apa kenapa enggak kasih tahu Bapak?”

Muslimin saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan dan pencocokan tes DNA dirinya dan jenazah yang diduga anaknya. Ia mengatakan, siap dan ikhlas dengan segala kemungkinan yang ada, termasuk jika memang jenasah terduga teroris itu adalah putranya.

“Sekali pun mati, anak saya mati syahid," kata Muslim dengan raut wajah tegar tanpa sedikit pun air mata.

RAFIKA AULIA


Terpopuler:
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)

Andik Vermansyah Pindah Ke Liga Utama Amerika

Polisi Tahan Kuasa Hukum John Kei 

Panwaslu: Iklan Televisi Jokowi Masuk Pelanggaran

Jarak Tempuh Sepeda Motor Bakal Dibatasi

Doberman Ikut Jaga Hillary Clinton di Jakarta

Scientology Seleksi Calon Istri Tom Cruise

Calo Penerimaan Pegawai Negeri Diungkap

Jangan Katakan Kalimat Ini ke Anak Anda

Begini "Hotel" di Pesawat Boeing 747 Aeroloft

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Salah Abdelsalam. Foto : Wikipedia
Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup


Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Sketsa seniman pengadilan Prancis Elisabeth de Pourquery yang menunjukkan Salah Abdeslam, salah satu tersangka kelompok yang diduga melakukan serangan Paris November 2015, dipajang di atas meja selama wawancara dengan Reuters di rumahnya di dekat Paris, Prancis, 27 September. 2021. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang


Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Polisi Prancis dengan perisai pelindung berjalan di antrean dekat gedung konser Bataclan menyusul penembakan fatal di Paris, Prancis, 14 November 2015. Orang-orang bersenjata dan pengebom menyerang restoran, bar, dan gedung konser yang ramai di lokasi sekitar Paris pada Jumat malam, menewaskan puluhan orang dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Prancis sebagai serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya. [REUTERS/Christian Hartmann/File Foto]
Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.


Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

20 Juni 2017

Sebuah mobil menabrak van polisi di Avenue des Champs-lysees di Paris. REUTERS
Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

Teror Paris kembali terjadi ketika pengemudi mobil sedan meledakkan diri saat berusaha menabrak iringan mobil polisi.


Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

Pelaku penyerang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan: Ini untuk Suriah


Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

Teror terjadi di Paris. Seorang pria menyerang polisi di depan Katedral Notre Dame, Paris.


Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

12 Oktober 2016

Peringatan yang dikeluarkan polisi Prancis lewat twitter tentang Salah Abdeslam, tersangka pelaku teror di Paris, pada November 2016. Salah Abdeslam ditangkap polisi antiteror Belgia, pada 18 maret 2016. REUTERS/POLICE NATIONALE
Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

Pengacara sempat memprotes kamera pengawas di sel Abdeslam.


Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

1 Agustus 2016

Pastor Abbe Jacques Hamel (kiri). Gereja Gambetta di Saint-Etienne-du-Rouvray. mirror.co.uk
Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam
pembunuhan terhadap seorang pastor di sebuah gereja di Normandia.


Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

28 Juli 2016

Seorang polisi berjaga di depan Balai Kota setelah dua penyerang menyandera lima orang di Gereja Saint-Etienne-du -Rouvray, Normandy, Prancis, 26 Juli 2016. Ini merupakan serangan teroris kedua di Prancis selama bulan Juli. REUTERS/Pascal Rossignol
Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

Jenazahnya lebih sulit diidentifikasi daripada Kermiche karena tubuhnya sudah rusak dalam penembakan.


JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

16 Juli 2016

Wakil Presiden Jusuf Kalla. TEMPO/Imam Sukamto
JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

Sesi Retreat KTT ASEM membahas isu-isu mengenai Brexit, migrasi, terorisme, serta isu-isu keamanan dan perdamaian di kawasan itu.