TEMPO.CO, Pekanbaru - Perhelatan PON ke-18 Riau ternyata membawa berkah bagi pedagang pernak-pernik dan suvenir. Berbagai bentuk suvenir unik digelar para pedagang di area sport center, Rumbai, Pekanbaru.
Tidak cuma pedagang lokal saja yang mengambil kesempatan perhelatan nasional ini untuk menambah pundi-pundi penghasilan. Bahkan, pedagang luar Provinsi Riau pun beramai-ramai datang ke Pekanbaru membawa barang dagangan berjenis cendera mata dan pernak-pernik.
Carolina Silalihi misalnya, ia rela datang jauh-jauh dari Jakarta hanya untuk berjualan suvenir di Pekanbaru ini. Suvenir itu misalnya boneka burung serindit yang menjadi maskot PON kali ini, mainan kunci berlogo PON, dompet, gelang-gelang cantik, dan kaos PON.
Tidak tanggung-tanggung, Carolina mengaku membawa sebanyak 2.000 buah boneka dari Jakarta untuk dijual pada pelaksanaan PON ini.
Carolina mengaku optimis bakal meraih keuntungan dari penjualan cendera mata ini. Menurutnya, ia sudah terbiasa berdagang suvenir setiap kali ada perhelatan nasional. "Saya sudah biasa berdagang. Saat MTQ di Ambon, Sea Games di Palembang, saya juga jualan," ujarnya.
Baca Juga:
Kata Carolina, antusiasme masyarakat lebih tinggi untuk membeli suvenir saat perhelatan nasional. Apalagi, dia melanjutkan, PON ini bakal dibuka Presiden SBY.
"Pengalaman saya di Sea Games lalu memang seperti itu, saya bisa menjual habis 2.000 buah boneka di Palembang," kata Carolina.
Carolina tidak sendiri, banyak lagi pedagang luar Riau mengadu nasib di perhelatan nasional kali ini. Sutrisno misalnya, ia mengaku dari Palembang. Ia datang beramai-ramai dengan pedagang lainnya ke Pekanbaru. Sutrisno berjualan dompet dan kacamata, serta berbagai bentuk mainan kunci unik berlogo PON.
Ajang olahraga nasional ini juga dimanfaatkan Miftahul Jamil, seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Riau. Sebagai anak Riau, Miftah lebih memilih berdagang suvenir yang berkaitan dengan budaya Melayu. Ia merancang boneka berukuran mini berbusana Melayu. Menurutnya, ini merupakan suatu apresiasi dari anak daerah untuk tamu dari daerah lain.
"Sekalian juga untuk mengapresiasi budaya kita," kata Miftah.
Lain lagi dengan Febriyan, pemuda 24 tahun asal Pekanbaru ini lebih memilih berjualan perlengkapan olahraga. Ia menjual sepatu basket dan balon tepuk untuk para suporter. Balon tepuk digunakan untuk memberi semangat tim jagoan mereka. Selain itu, Febriyan juga menjual kaos tim basket bermotif tim-tim terkenal dunia. Satu helai kaos basket ia bandrol Rp 300 ribu rupiah. Febriyan mengakui kaos yang dijualnya relatif mahal, "Ini barang langsung dari Cina," ujarnya.
Para pedagang rata-rata mengaku optimistis dapat meraih keuntungan. Mereka yakin tingkat penjualan bakal meningkat saat acara pembukaan PON.
RIYAN NOFITRA
Berita Lainnya:
Siman Sumbang Emas Buat Riau
Wasit LSI Gantikan Wasit PSSI di PON
Garuda Muda Dipermalukan Malaysia
Mengenang Sultan Syarif Kasim II di Bandara Riau
Munir dan Mobil Toyota Mark Putih Kesayangannya
Kisah Munir Berburu Ayam Pelung