TEMPO.CO, Jakarta - Badan Narkotika Nasional menemukan rute baru penyelundupan narkotik skala internasional ke Tanah Air.
"Gembong narkotika skala internasional menggunakan jalur baru demi menghindari pemeriksaan seksama di titik-titik yang tingkat pengamanannya tinggi," kata Kepala Deputi Pemberantasan BNN, Brigadir Jenderal Polisi Benny Mamoto, saat ditemui di kantornya, Selasa, 11 September 2012.
Benny menjelaskan, penyelundupan narkotik dilakukan dengan memutar melalui Timor Leste. Dahulu, penyelundupan sabu dilakukan melalui Malaysia atau Singapura dan kemudian langsung dikirim masuk ke Indonesia melalui bandara-bandara besar, seperti Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Bandara Juanda Surabaya, atau Bandara Pulonia Medan.
"Saat ini, para penyelundup barang haram itu menggunakan rute baru dengan memanfaatkan bandara-bandara kecil yang tingkat pengamanannya lebih longgar," kata Benny.
Adapun rute baru tersebut, yakni sabu kualitas nomor satu asal Iran dibawa ke Turki, lalu dikirim kembali ke India. Dari India, sabu tersebut dikirim ke Malaysia atau Singapura.
Tidak berhenti di sana, sabu yang sempat transit di Negara Jiran itu kemudian diterbangkan lagi ke Dili, Timor Leste. Dari sana, kemudian sabu dibawa melaui jalur udara, darat, atau laut yang pengamanannya rendah ke kota-kota besar Indonesia untuk dijual. Ada pun kota-kota yang biasa menjadi tempat transit sabu adalah Surabaya, Jakarta, Tangerang, dan Medan.
"Biasanya pengiriman lewat udara melalui Atambua, NTT, kemudian ke Kupang dan baru diterbangkan ke Jakarta," kata Benny. Kedua kota tersebut merupakan bandara domestik yang tidak memiliki pemeriksaan bea cukai sehingga para pengedar juga lebih mudah menyelundupkan sabu.
Jika mereka merasa pengamanan terlalu ketat dan sulit diterobos, kata Benny, sindikat narkotik itu akan mengalihkan rute penyelundupannya melalui jalur darat yang sepi pemeriksaan serta jalur laut dengan cara menyewa kapal nelayan atau dengan menaiki kapal feri biasa.
Rute baru tersebut, kata Benny, terungkap saat BNN membongkar jaringan narkotik skala internasional yang melibatkan 10 tersangka berinisial ES, HS, SA, G, C, HJ, HW, WY, G, dan R pada Agustus 2012 lalu. Seluruh tersangka tersebut merupakan warga negara Indonesia yang bertugas sebagaip kurir penyelundup.
Dari kasus itu, BNN berhasil menyita shabu ilegal kualitas wahid seberat 8.689,2 gram. "Saat ini kami masih melakukan pengembangan kasus tersebut," kata Benny. Pengembangan itu dilakukan demi mengungkap siapa sebenarnya dalang penyelundupan ribuan gram sabu itu. BNN sendiri mengindikasi kuat bahwa kepala gembong berasal dari Nigeria dan merupakan pemain lama bisnis haram tersebut.
RAFIKA AULIA
Berita terpopuler lainnya:
Wanita Yahudi Diimbau Bekukan Sel Telurnya
Bunuh Pacar karena Ditulari HIV
Kisah Luna Maya dan Mario Lawalata dengan Moge
Xanana Akui Bagi-bagikan Proyek ke Temannya
Tiga Detik yang Merusak
Emma Watson, Seleb Paling ''Berbahaya'' di Internet
Misteri Warna Sungai Yangtze Berubah Merah
Garuda Indonesia Terpilih Sebagai Maskapai Terbaik
Empat Lokasi Jadi Target Bom
10 Fakta iPhone 5