TEMPO.CO, Jakarta - PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) menargetkan pendapatannya tahun ini naik 20 persen menjadi Rp 31,26 miliar dari tahun lalu yang hanya Rp 28,42 miliar. Pada semester pertama lalu, perseroan yang sebelumnya bernama PT Eatertainment International Tbk ini meraup pendapatan Rp 18,37 miliar.
Direktur Utama SMMT Hendra Surya mengatakan pendapatan perseroan bertambah dari hasil produksi tambang batu bara PT Internasional Prima Coal (IPC) yang telah diakuisisi Agustus lalu. "IPC sudah menghasilkan 11 juta ton sejak beroperasi tahun 2010," katanya dalam Public Expose di Four Seasons Hotel, Jakarta, Kamis, 13 September 2012.
Agustus lalu, SMMT mengakuisisi dua perusahaan pertambangan, yaitu 99,12 persen PT Nagamas Makmur Jaya dengan total saham 99,12 persen dan 99,64 persen PT Rajawali Resources. Total dana dalam akuisisi ini mencapai Rp 383 miliar yang diperoleh dari hasil rights issue.
Dari Nagamas, secara tidak langsung, SMMT menguasai 38 persen kepemilikan IPC. Tambang IPC yang berlokasi di Kalimantan Timur itu merupakan perusahaan tambang patungan dengan PT Bukit Asam Tbk, dengan perkiraan cadangan batu bara 11 juta ton.
Adapun dari Rajawali Resources, SMMT menguasai 85 persen saham PT Triaryani, yang juga bergerak di bidang tambang batu bara. Lokasi tambangnya di Sumatera Selatan dengan cadangan 242 juta ton, yang ditargetkan mulai berproduksi tahun depan.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita lain:
Bumi Resources Minerals Miliki 292 Juta Ton Emas di Gorontalo
Saham Facebook Melonjak 7,7 Persen
Subsidi Listrik Mal dan Rumah Mewah Akan Dicabut
Habis Sakit, Berat Badan Dahlan Iskan Turun
Pemerintah Minta Kewenangan Tentukan Harga BBM