TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Arwani Thomafi, meminta masyarakat muslim di Indonesia tak terprovokasi dengan penayangan film Innocence of Moslems yang beredar di Internet.
Masyarakat diminta tak memberikan respon berlebihan terhadap film yang memuat penistaan agama itu. “Kami yakin muslim Indonesia yang dikenal moderat dapat menahan diri,” kata Arwani dalam siaran persnya, Kamis, 13 September 2012.
Arwani berharap masyarakat tidak terdorong untuk melakukan tindakan melawan hukum. Dia berharap tindakan keras masyarakat muslim seperti yang terjadi di Libya tak terulang di Indonesia. “Masyarakat muslim jangan melakukan tindakan yang justru kontraproduktif bagi Islam di Indonesia," katanya.
Film Innocence of Moslems dinilai mendiskreditkan sosok Nabi Muhammad. Gelombang kemarahan masyarakat muslim pun terus mengalir di seluruh dunia dalam mengecam peredaran film ini. Bahkan, dalam unjuk rasa terkait film ini di Benghazi, Libya, empat diplomat Amerika tewas mengenaskan karena kantornya diroket dan dibakar.
Menurut Arwani, pemerintah harus segera mencegah film yang berisi penistaan terhadap agama ini tersebar luas di masyarakat. Salah satunya dengan meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan semua situs yang memuat film kontroversial telah diblokir. Apalagi film ini telah tersebar melalui situs Youtube. Pemerintah juga diminta proaktif menyaring berbagai film berisi penistaan agama yang beredar di dunia maya.
Terhadap peredaran film Innoncence of Muslim, PPP mendesak pemerintah segera melakukan langkah diplomasi untuk menekan pihak yang terkait dalam pemuatan dan peredaran film. Pemerintah harus menunjukkan ketegasan di dunia internasional agar kejadian film serupa tak beredar lagi.
IRA GUSLINA SUFA
Berita Lain:
Bos Koperasi Langit Biru Tewas di Tahanan
Bos Langit Biru Meninggal, Gugatan Perdata Jalan Terus
Kurir Sindikat Narkotika Ditangkap