Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nasi 1001, Kuliner Instan Khas Garut

Editor

Pruwanto

image-gnews
Harum Nasi Beralas Daun
Harum Nasi Beralas Daun
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta:Tak perlu lagi repot berburu nasi liwet bagi para pemburu kuliner itu. Tak usah pulang kampung atau mendatangi restoran terkenal, Anda bisa menikmati nasi masakan tradisional itu bersama keluarga di rumah. Anda pun tak perlu repot mempersiapkan berbagai bumbu dan piranti untuk memasaknya. Karena sekarang sudah ada nasi liwet instan.

Nasi liwet ini dibuat seperti halnya mie instant. Tinggal seduh, dan semua bumbu serta perlengkapan lain ada dalam satu paket di dalamnya. Paket ini diberi nama nasi liwet instan 1001 oleh pembuatnya asal Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Sejak munculnya nasi liwet ini wisatawan langsung menyukainya. Mereka menjadikannya tujuan wisata kuliner setelah berwisata ke sejumlah objek wisata di Garut. Bahkan mereka menjadikannya sebagai oleh-oleh kala pulang ke rumahnya.

Nasi liwet instan ini sedikitnya terdiri dari enam varian, diantaranya rasa original, cumi, teri, jambal, pete dan nasi liwet rasa jengkol. Makanannya dipak dalam kemasan cantik dan mungil berisi 250 gram dan 500 gram. Satu kemasan sudah berisi beras, bumbu, rempah, dan minyak dan semua dalam kondisi kering dan vakum. Sudah pasti, sang pembuat menyatakan nasi itu bebas bahan pengawet.

Layaknya mie instan, nasi liwet ini bisa dimasak dengan mudah. Beras, bumbu, minyak sayur dan semua perlengkapan tinggal dimasukkan ke dalam panci masak atau penanak nasi elektronik. Untuk ukuran 250 gram, beras liwet instan dimasak dalam 600 mililiter air selama 20 menit. Ukuran 500 gram beras dimasak dalam 850 mililiter air selama 25 menit.

Aroma nasi liwet sangat menyengat hidung, saat makan hampir matang. Setelah masak, nasi pulen ini seperti nempel di lidah. Satu paket 250 gram bisa dinikmati tiga orang, sedangkan ukuran 500 gram dapat disajikan bagi lima orang. Harganya Rp 17 ribu dan Rp 25 ribu.

Sang peracik adalah Andris Wijaya, 32 tahun. Dalam satu hari, Andris dan 60 pegawainya mampu membuat liwet instan sebanyak 2 ribu pak. Mereka memasarkannya ke kota besar di Indonesia seperti Jakarta; Bandung, Jawa Barat; Jawa Timur dan Medan. Sebagian di ekspor ke Timur Tengah untuk dipasarkan di toko oriental.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Andris mengaku bahan nasi liwet instan itu berasal dari beras Garut pandan wangi. Rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, daun salam, reseh dan lengkuas pun diambil dari Garut. Andris menyebut bumbu nasi liwet sebagai resep keluarga yang turun-temurun. "Nasi liwet ini untuk memberikan kemudahan saja, terutama bagi yang tidak bisa memasak," kata Andris kepada Tempo, Jumat, 14 September 2012.

Keunggulan liwet ini dapat dilihat dari berasnya. Selain bersih, beras berwana putih itu tampak mengkilap. Beras dipastikan berkualitas karena mengalami tiga kali penggilingan. Mesin penggilingan keluaran tahun 1974 itu sudah dimodifikasi Andris yang lulusan Diploma Program Studi Teknik Energi Politeknik ITB (sekarang Politeknik Bandung). Di mesin, beras dicuci lantas divakum dedaknya agar kutu tidak bersarang.

Andris meluncurkan produk tersebut pada Juli 2011. Nasi liwet instan ini mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada acara Anugerah Inovasi Jawa Barat (AIJB) 2012.

Andris mengaku, pembuatan nasi liwet ini bertujuan mengenalkan beras Garut ke masyarakat luas. Beras Garut yang memiliki rasa manis dan pulen, lebih dikenal berasal dari Cianjur. Bahkan bila dibawa ke pasar induk Jakarta karungnya ditukar dengan karung beras merk Thailand. "Mudah-mudahan dengan cara seperti ini, beras Garut bisa lebih dikenal lagi," ujarnya.

SIGIT ZULMUNIR

Travel Terpopuler
Veteran Perang Dunia II Pangling Lihat Morotai
Jawa Timur Gelar Pesta Rakyat Sebulan Penuh

Christine Hakim dan Sail Morotai

Peserta Sail Morotai Mulai Berdatangan

Banyumas Gelar Festival Serayu

Pulau Morotai Akan Dijadikan Cagar Budaya

Keunggulan Braga Festival Tahun Ini


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


David Beckham Pernah Touring dengan Motor Chopper ala Jokowi

20 Januari 2018

Bintang sepakbola David Beckham tertangkap kamera berjalan-jalan di kota Los Angeles menggunakan sebuah sepeda motor antik berjenis chopper. entertainmentwise.com
David Beckham Pernah Touring dengan Motor Chopper ala Jokowi

Beckham berjalan-jalan menggunakan Harley-Davidson klasik bergaya motor chopper seperti kepunyaan Jokowi.


Setelah Teror Truk, Pelancong yang Masuk Amerika Makin Ribet

1 November 2017

Para turis berjalan-jalan di distrik Tumon di pulau Guam, Wilayah Pasifik A.S., 10 Agustus 2017. Kim Jong Un dalam pernyataannya menyebut akan mengirimkan empat rudal balistik ke Guam. REUTERS/Erik De Castro
Setelah Teror Truk, Pelancong yang Masuk Amerika Makin Ribet

Presiden Donald Trump mengatakan dia telah memerintahkan agar pemeriksaan terhadap pelancong asing yang masuk Amerika Serikat kian diperketat.


Baru Jadian, Pasangan Ini Korban Kecelakaan Roller Coaster  

5 Juni 2015

Proses evakuasi korban terjebak di roller coaster Alton Towers. BBC.co.uk
Baru Jadian, Pasangan Ini Korban Kecelakaan Roller Coaster  

Dua remaja yang mengalami cedera paling parah akibat insiden roller coaster Alton Towers.


Jumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru

7 Desember 2014

Plaza de Armas Kota Arequipa, Peru, Amerika Latin. (TEMPO/Shinta Maharani)
Jumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru

Kecantikan kota ini bertambah oleh hadirnya Basilica Catedral de Arequipa.


Cuit Rem dan Perang Klakson di Lima, Peru

6 Desember 2014

Kota Lima, Peru, Amerika Latin merupakan satu di antara World Heritage Site oleh UNESCO. (TEMPO/Shinta Maharani)
Cuit Rem dan Perang Klakson di Lima, Peru

Ada cerita tentang seorang pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Lima yang nyaris ditubruk mobil.


Bocah 9 Tahun Berhasil Daki Gunung Aconcagua

28 Desember 2013

Tyler Armstrong, bocah laki-laki berusia 9 tahun dari Amerika Serikat berhasil mendaki gunung Aconcagua, yang merupakan gunung tertinggi di benua Amerika. abcnews.go.com
Bocah 9 Tahun Berhasil Daki Gunung Aconcagua

Telah lebih dari 100 orang meninggal saat berusaha menaklukan Aconcagua.


Lima Tempat Indah Papua Nugini Layak Dikunjungi

16 Agustus 2013

Oro Fjord. Gadling.com
Lima Tempat Indah Papua Nugini Layak Dikunjungi

Lima tempat wisata indah di Papua Nugini yang layak dikunjungi.


Festival Seni Pertunjukan Internasional di Padang

16 Agustus 2013

Ketika Nan Jombang Dance Company tengah berlatih tari di Kota Padang, Sumatera Barat, 30 September 2009, gempa berkekuatan 7,6 SR mengguncang kota itu. Bencana itu  kemudian mendorong Ery Mefri dan para penarinya mengembangkan karya baru berjudul Tarian Malam. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Festival Seni Pertunjukan Internasional di Padang

Sumatera Barat sebagai daerah destinasi membutuhkan seni pertunjukan berlevel internasional.


Festival Toraja Diundur

12 Agustus 2013

Pembukaan festival budaya Lovely December In Toraja 2010 di Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel. TEMPO/Hariandi Hafid
Festival Toraja Diundur

Festival Toraja akan digabungkan bersama kegiatan Lovely Desember.


Ribuan Orang Kunjungi Balekambang  

11 Agustus 2013

Sarana outbond Taman Balekambang, Solo. Tempo/Andry Prasetyo
Ribuan Orang Kunjungi Balekambang  

Libur Idhul Fitri dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk mengunjungi tempat wisata, di antaranya Taman Balekambang, Solo.