TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati anak, Seto Mulyadi, menyambangi SMAN 70 Bulungan, Jakarta Selatan, Senin pagi ini, 1 Oktober 2012. Kak Seto--sapaan Seto Mulyadi--memberi motivasi kepada seribuan siswa untuk bangkit dari keterpurukan pasca-tawuran 24 September 2012.
Kak Seto memberi tip curhat pada siswa. "Bisa ke orang tua, buku harian, dan yang terpenting, curhat pada Allah," katanya.
Menurut Kak Seto, perhimpunan psikologi juga bersedia memberi pendampingan kepada siswa. Apalagi, dia menekankan, siswa adalah anak di bawah usia 18. Jadi, masih dilindungi Undang-Undang Perlindungan Anak.
Angga, siswa SMAN 70, mengatakan terbebani dengan persepsi masyarakat. "Pandangan negatif orang luar sudah banyak banget," tuturnya dalam forum yang sama.
Kak Seto menyarankan para siswa untuk hemat bicara menanggapi stigma dari masyarakat. "Tidak perlu banyak bicara, berdebat. Tapi tunjukkan bahwa adik-adik tidak seperti pandangan negatif itu. Tunjukkan bahwa kalian pelajar berprestasi secara akademik, seni, olahraga, dan lainnya."
Pada Senin lalu, 24 September 2012, sekitar pukul 12.15, beberapa siswa SMAN 70 menyerang siswa SMAN 6 di bundaran Bulungan. Seorang siswa tewas bernama Alawy Yusianto Putra, 15 tahun, pelajar yang masih duduk di bangku kelas X SMAN 6. Alawy tewas karena mengalami luka bacok di bagian dada.
ATMI PERTIWI
Berita lain:
Pita Hitam di Hari Pertama Masuk Sekolah SMAN 70
Siswa SMAN 70 Kembali Belajar Hari Ini
SMAN 70: Harus Ada Kerja Sama Razia Senjata Tajam
Gejala Remaja Suka Tawuran Terlihat Sejak Bayi
Siswa Tersangka Tawuran Negatif Narkoba