TEMPO.CO, Jakarta - Dalam kurikulum baru sekolah dasar yang sedang dipersiapkan pemerintah, idealnya anak hanya akan membawa satu buku pelajaran. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Khairil Anwar Notodiputro, ini adalah konsekuensi dari kurikulum metode pembelajaran yang sifatnya tematik.
"Ini semangatnya penyederhanaan," kata Khairil, Ahad, 30 September 2012. Menurut dia, dengan hanya membawa satu buku, anak tidak akan kerepotan.
Khairil menjelaskan, anak hanya memerlukan satu buku karena model pembelajarannya tidak akan parsial seperti dulu. Setiap tema akan mengandung pelajaran dari beberapa mata pelajaran. Ia mencontohkan, pelajaran mengenai binatang. Dalam pelajaran tentang hewan itu, sudah ada aspek mengenal biologi, fisika, matematika, juga sosial.
"Ke depannya, metode pembelajaran di sekolah dasar akan bersifat integratif dan tematis," kata Khairil.
Khairil menambahkan, kurikulum sekolah dasar akan fokus membangun sikap. Sikap yang dimaksud, seperti kejujuran, integritas, dan keingintahuan. "Misalnya, matematika melatih sikap berdisiplin dalam berpikir. Untuk bahasa Indonesia, sikap yang bisa diajarkan adalah disiplin dalam berkomunikasi," kata dia.
Khairil mengatakan, Kementerian menargetkan pada Juni atau Juli tahun depan, kurikulum baru sudah bisa diimplementasikan. "Tahun ini diharapkan kurikulum bisa tuntas. Dan mulai tahun depan, guru sudah bisa dilatih," ujarnya.
Masyarakat, lanjut dia, tak perlu khawatir nantinya kurikulum yang berbeda ini tidak berkesinambungan dengan kurikulum di sekolah menengah. "Kurikulum SD dan sekolah menengah digarap bersamaan, tentu akan disesuaikan," kata Khairil.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menyiapkan kurikulum baru untuk SD hingga SMA yang akan diterapkan pertengahan tahun depan. Kurikulum yang sedang digunakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Menurut Khairil, setiap lima tahun sekali, kurikulum memang harus dievaluasi. "Kurikulum bisa diubah untuk menjawab tantangan perkembangan zaman," kata Khairil. Menurut dosen Institut Pertanian Bogor ini, masukan dari masyarakat cukup banyak untuk perbaikan kurikulum. Ia mengatakan, masukan-masukan itu digunakan untuk mematangkan kurikulum.
GADI MAKITAN
Berita terpopuler lainnya:
Tokoh di Balik Penghentian Pemutaran Film G30S
Tiga Pesan Soeharto Kala G30S/PKI
Djoko Susilo Langgar Perintah, Ini Respons Kapolri
Ketika Ibu Nasution Melihat Keke
MA Tidak Akan Jawab Surat Djoko Susilo
108 Arwah Korban G30S Disucikan di Bali
Mahkamah Agung Diminta Abaikan Pengacara Djoko
Jabatan Jokowi di PDIP Jateng Akan Dicopot