TEMPO.CO, Seoul - Gung adalah Istana dalam bahasa Korea. Jadi Changdeokgung bisa disebut sebagai Istana Changdeok. Istana ini adalah Istana kedua di Seoul, setelah Gyeongbokgung. Tapi berdasar kisah yang tertulis di buku panduan, Changdeokgung yang awalnya hanya sebagai tempat tinggal raja, berubah menjadi Istana utama. Penyebabnya adalah ketika invasi Jepang, tentara dari negeri di timur Korea ini banyak menghancurkan obyek vital, termasuk Istana.
Mengawali tur kali ini, tentunya harus melewati gerbang utama dengan altar yang panjang, Jinseonmun. Seperti halnya Istana pada umumnya, ada ruang tidur raja (Huijeongdang), ruang para birokrat (Gwolnaegaksa), bilik bekerja (Seonjeongjeon) hingga tempat upacara agama (Seonwonjeon tua). Yang membedakan adalah struktur bangunan, dekorasi hingga pembagian ruang.
Di Korea, rata-rata Istana memiliki tembok kayu dengan struktur lantai dari batu. Atapnya menggunakan genteng dari tanah liat. dan antara bagian Istana biasanya dibatasi pagar batu. Khusus untuk Changdeokgung, yang menarik bukan Istananya, tapi taman rahasia, Huwon.
Taman ini tepat berada di belakang Changdeokgung. Untuk masuk, pengunjung yang membeli tiket terpisah harus bayar sekitar 5 ribu won (Rp 45000). Meski tiket sudah ditangan, tak bisa langsung masuk, sebab hanya pengunjung dengan tur saja yang boleh menjelajah. Tersedia tur dalam bahasa Korea, Jepang dan Inggris di waktu-waktu tertentu.
Pada 30 Juli 2012, saya bergabung dengan tur berbahasa Jepang. Sebab untuk menunggu tur bahasa Inggris, harus mengorbankan waktu sekitar satu jam. Kebetulan saat itu, ada pemandu dadakan yang juga seorang pelajar SMP bernama Lee. Gadis ini mampu berbahasa Jepang, Inggris dan tentunya Korea.
Dengan bantuan Lee, saya, teman dari Filipina, seorang turis Sri Lanka dan satu keluarga asal Prancis, bisa menikmati keindahan taman rahasia raja dari Dinasti Joseon (1405). Kami mengawali dari paviliun Buyongji dan Juhamnu. "Tempat ini adalah salah satu lokasi syuting Dae Jang Geum," tutur Lee. Dae Jang Geum adalah salah satu serial Korea populer tentang juru masak istana.
Karena judulnya taman, tentu areanya sangat menarik dan tertata. Ciri khasnya adalah banyak kolam dan pohon berdaun warna-warni. Waktu kami berkunjung adalah musim panas, jadi masuk ke kawasan taman dengan suhu sekitar 36 derajat celcius,rasanya bak surga. Apalagi tiap paviliun, layak untuk diabadikan.
Huwon, dibangun tanpa mengubah kontur tanah. Taman ini menyesuaikan topografi Seoul yang berbukit. Jadi perjalanan awal ditempuh dengan langkahan kaki di jalanan yang menanjak. Baru setelah mencapai Ongnyucheon atau puncak taman, pengunjung bisa bernafas lega, karena tur selanjutnya adalah jalan menurun.
Paviliun Ongnyucheon sangat unik, karena satu-satunya yang beratap jerami. Kawasan ini dialiri kali kecil, lebih tepatnya selokan yang melewati batu Soyoam. Airnya jernih dan dingin, menyejukkan di cuaca yang menguras keringat. Dari Ongnyucheon ini bisa memilih jalan keluar yang menukik, atau napak tilas jalan keberangkatan. Kali ini, saya pilih yang menukik karena lebih cepat untuk mengejar target selanjutnya Changgyeonggung.
DIANING SARI
Berita terpopuler lainnya:
Tokoh di Balik Penghentian Pemutaran Film G30S
Tiga Pesan Soeharto Kala G30S/PKI
Djoko Susilo Langgar Perintah, Ini Respons Kapolri
MA Tidak Akan Jawab Surat Djoko Susilo
Ketika Ibu Nasution Melihat Keke
108 Arwah Korban G30S Disucikan di Bali
Mahkamah Agung Diminta Abaikan Pengacara Djoko
Jabatan Jokowi di PDIP Jateng Akan Dicopot