TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Diah Setia Utami, mengatakan Indonesia sangat kekurangan ahli kesehatan jiwa. Di seluruh Indonesia, hanya ada sekitar 600 psikiatri. Mereka harus menangani sekitar 240 juta warga Indonesia.
"Betapa kecil perbandingannya, hanya satu banding 400 ribu," kata Diah di Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2012. Padahal, menurut Diah, di negara lain, satu psikiatri menangani 100 ribu orang.
Menurut Diah, penyebab kekurangan ini antara lain minimnya minat dokter untuk menekuni kesehatan jiwa. Kekurangan minat ini karena stigma masyarakat. "Siapa sih yang mau repot-repot ngurusi orang sakit jiwa? Apalagi kami sering digodain 'nanti lama-lama mirip dengan pasiennya lho'," katanya.
Selain stigma buruk masyarakat yang berlebihan terhadap gangguan jiwa, Diah menjelaskan, kurangnya minat dokter menekuni Ilmu Kesehatan Jiwa disebabkan kurangnya penghargaan masyarakat terhadap profesi psikiatri. "Kan beda tuh penghargaan terhadap psikiatri dibandingkan dengan yang lain," ujar dia.
Diah memaparkan, kekurangan sumber daya manusia menjadi salah satu penyebab belum tepatnya penanganan orang dengan gangguan jiwa. Ia memperkirakan sekitar 20 ribu orang dengan gangguan jiwa masih dipasung di seluruh Indonesia.
Sampai 2012, dia menambahkan, baru 17 provinsi yang melaporkan jumlah orang dipasung. Dari laporan mereka, diketahui sedikitnya 2.800 orang dengan gangguan jiwa dipasung.
GADI MAKITAN
Terpopuler:
Makanan Cepat Saji Buruk untuk IQ Anak
Ibu Hamil Darah Tinggi, IQ Anak Rendah
Hipertensi pada Ibu Hamil Kurangi Kecerdasan Anak
Bagaimana Cara Diet Penderita Diabetes?
Pria Rentan Kena Stroke dari Orang Tua Bercerai
Lawan Stres dengan Meditasi