TEMPO.CO , Jakarta - Pemenang Nobel Kesehatan 2005, Barry J. Marshall, sedang menjajaki kemungkinan pembentukan Marshall Center di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Pendirian Marshall Center -pusat penelitian penyakit tukak lambung- di Eijkman bakal melengkapi lembaga serupa yang sudah dikembangkan di Universitas Malaya, Malaysia.
"Mereka ingin mempunyai pusat penelitian yang sama di Indonesia," kata Herawati Sudoyo, Deputi Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, usai kuliah umum Barry J. Marshall, Rabu 10 Oktober 2012.
Eijkman bekerja sama dengan Marshall, seorang profesor di University of Western Australia, dengan alasan penelitian epidemiologi molekuler di Indonesia belum ada. Penelitian yang nantinya dilakukan dengan pendekatan diagnostik molekuler diharapkan dapat menjawab tipe dan tingkat resistensi bakteri-bakteri yang ada di Indonesia. "Pertanyaannya apakah ada pendanaan yang dapat digunakan supaya ini bisa berjalan," ujar Herawati.
Ia mengatakan pembentukan Marshall Center akan melibatkan Kementerian Riset dan Teknologi, Kedutaan Besar Australia di Indonesia, AUSAID, dan tentunya University of Western Australia. Penelitian di lembaga itu akan melibatkan tim peneliti gastrointestinologi.
Marshall Center telah didirikan di University of Western Australia sejak 2007. Lembaga ini berfokus pada penelitian penyakit menular, pengembangan vaksin baru dan teknologi diagnostik untuk bakteri Helicobacter pylori dan patogen lainnya.
H. pylori adalah subyek utama penelitian Marshall bersama Professor Robin Warren, yang berujung pada Nobel pada 2005. Temuan mereka tentang H. pylori dan peran bakteri itu dalam penyakit tukak lambung dan gastritis, dinilai menjadi terobosan baru.
Pada 1982, kedua peneliti pertama kali menemukan H. pylori. Bakteri gram negatif berbentuk spiral itu ditemukan pada perut pasien berpenyakit gastritis dan mengalami luka di lambung. Temuan tersebut mengungkapkan konsep baru yang menunjukkan adanya bakteri di dalam perut manusia.
Dalam kuliah umumnya, Marshall, 61 tahun, menyatakan penyakit tukak lambung dan gastritis pada manusia disebabkan oleh infeksi H. pylori. Temuan ini mendobrak dogma di masyarakat yang meyakini tukak lambung hanya disebabkan stres dan makanan. "Padahal ini tidak tepat. Harusnya minum antibiotik untuk menyembuhkannya," ujar Marshall.
MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita teknologi lainnya:
Fakta tentang Nobel Psikologi dan Kesehatan
Katak Korban Kloning Pertama John B. Gurdon
Peraih Nobel Siswa Terbodoh Waktu SMA
Dua Ilmuwan Kloning Peraih Nobel Kedokteran 2012