TEMPO.CO, Makassar - Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh segera menurunkan tim khusus untuk menyelidiki penyebab kekerasan yang terjadi di kampus Universitas Negeri Makassar. Jika terbukti lalai, universitas yang bersangkutan bisa ditutup.
“Kita harus all out untuk segera menyelesaikan persoalan ini,” kata Nuh saat konferensi pers di aula markas kepolisian resor kota besar Makassar, Jumat 12 Oktober 2012. Menurut dia, kekerasan yang terjadi di dalam kampus sudah sangat jauh dari nilai dan budaya akademik. “Kejadian di kampus UNM harus dijadikan kejadian terakhir,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Menteri Nuh mengeluarkan tiga poin penting yang harus dilakukan untuk menghilangkan kekerasan di dalam kampus. Pertama, untuk jangka pendek dan jangka panjang kampus–kampus harus memperkuat tradisi dan budaya akademik. Salah satunya adalah dengan menghargai dan menghormati orang lain. Setiap perbedaan harus dihadapi dengan kekuatan berpikir. Bukan dengan otot. Budaya kekerasan adalah budaya yang sangat primitif.
Kedua, kata Nuh, disiplin dalam kampus harus ditegakkan. Tidak hanya berlaku bagi mahasiswa tapi juga bagi pejabat, dosen dan institusinya. Bagi rektor, wakil rektor hingga ketua program studi yang terbukti lalai akan diberikan sanksi. Terhadap institusinya, akan dilakukan penurunan akreditasi. Sangat dimukinkan untuk dilarang menerima mahasiswa baru hingga jangka waktu tertentu. “Jika perlu program studi dan kampusnya akan ditutup,” kata Nuh.
Ketiga, kementerian pendidikan nasional mendukung penuh pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus hukum yang terjadi di lingkungan kampus. “Kita tidak boleh toleransi terhadap benih benih kejahatan,” ungkap Nuh.
Menurut Nuh, langkah yang diambil ini tidak semata untuk menyelamatkan UNM. Tapi juga menyelamatkan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Nuh meminta polisi agar mengusut pelaku peredaran narkoba dan mahasiswa yang membawa senjata tajam.
MUHAMMAD YUNUS
Berita Terpopuler:
Ditanya Soal Anas, Angie Sesenggukan
Gubernur Lampung: Model Apa Negara Begini?
Politikus PKS Tanyakan Duit Saweran Gedung KPK
Rosa Akui Sering Bertemu Angie
Mantan FBI Sarankan Indonesia Belajar Ke Singapura