TEMPO.CO, Jakarta - Restoran Starfish di Pulau Kanawa memberikan pelbagai jenis menu makanan. Nasi goreng untuk menu Indonesia, lobster dan ikan panggang di pilihan makanan laut, atau pizza Hawaii bagi penikmat sajian Italy.
Kalau biasanya restoran hotel kerap menyajikan makanan berbentuk bagus tapi rasa tak begitu lezat, itu tak sama dengan Starfish. Kala saya menggigit irisan pizza Hawaii, keju mozzarella yang lengket dan gurih terkecap di mulut. Disusul manisnya daging asap serta potongan nanas. Rasanya segar dan garing.
Baca Juga:
Untuk menu ikan panggang, rasa kecap menyelimuti kulitnya. Dipadu dengan sambal tomat bercampur irisan nanas dan timun, rasanya menjadi unik. Manis dan asam. Untuk tampilan ikan snapper, meski dibakar, daging di dalam tetap empuk. Karena tanpa duri, mulut jadi mudah melumatnya.
Di piring lobster, ada sedikit rasa kecewa. Selain bentuknya yang tidak besar, daging lobster pun tak berasa. Hanya terkecap rasa daging si udang raksasa, tanpa ada aroma bumbu. Untuk pasangannya, lobster disajikan dengan kentang goring dan salad sayur.
Melihat ke kanan-kiri meja, saya tidak melihat ada anak kecil. Memang ada keluarga yang membawa dua anaknya. Tapi mereka terlihat sudah duduk di sekolah menengah pertama. Selain itu, semua tamu berwajah asing. Turis lokalnya hanya saya dan dua temen perjalanan. (Baca juga: Bulan Madu di Pulau Kanawa, Bagian 2).
Sedikit mencuri dengar ke meja sebelah, mereka adalah pasangan tua asal Australia. Si istri merupakan guru di sekolah menengah pertama. Dan mereka datang ke Pulau Kanawa untuk bulan madu kesekian. Di meja lain, pasangan muda tengah bercengkerama ambil berbincang-bincang. Berbisik-bisik. Ah, saya baru sadar. Tamu-tamu di Kanawa semuanya datang berpasangan. Pria dan wanita.
Tinggal di Kanawa sesungguhnya seperti mengisolasi diri dari dunia luar. Listrik terbatas, tak ada televisi atau radio, tanpa sinyal telepon genggam, apalagi internet. Hanya ada alam dan alam. Tanpa alat elektronik, terasa waktu berjalan lambat. Ketika saya merasa hari semakin larut, ternyata masih pukul 20.30. Rasanya waktu alam dengan jarum jam tidak sinkron.
CORNILA DESYANA
Berita Terkait
Bulan Madu di Pulau Kanawa (Bagian 1)
Bulan Madu di Pulau Kanawa (Bagian 2)
Bulan Madu di Pulau Kanawa (Bagian 3)
Bulan Madu di Pulau Kanawa (Bagian 4)