TEMPO.CO, Jayapura - Seratusan mahasiswa Universitas Cenderawasih Jayapura memblokir gerbang utama universitas di Perumnas III, Abepura, Kota Jayapura, Papua, Selasa, 16 Oktober 2012. Mereka menolak intimidasi aparat memukul mahasiswa.
Kasus bermula dari penggerebekan anggota Kepolisian Daerah Papua di rumah susun mahasiswa di Perumnas III, Waena, Selasa pagi, sekitar pukul 05.00. Polisi mencari seorang buronan pelaku kejahatan. "Kami tidak tahu, ini tanggung jawab rektorat, kami ini bukan teroris," kata Tanius Komba, koordinator unjuk rasa, Selasa siang.
Menurut dia, aparat tidak berhak memasuki kawasan kampus dan tempat tinggal mahasiswa. Apalagi dengan menenteng senjata seperti hendak berperang. "Tentara (polisi) jaga dipintu masuk rusunawa dengan senjata. Mereka masuk sampai unit enam. Kami tidak terima. Apalagi ada satu orang yang dipukul di bagian belakang," ujar Tanius.
Rektor Universitas Cenderawasih Festus Simbiak mengatakan, pihaknya tak pernah mengizinkan tentara masuk dalam lingkungan kampus. "Mahasiswa masih trauma dengan insiden penembakan di Perumnas III. Itulah mengapa mereka tidak menerima ada aparat," ucap dia.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigadir Jenderal Polisi Paulus Waterpauw menjelaskan, polisi tidak bermaksud menakut-nakuti dengan menerobos hunian mahasiswa. "Ada tim kami yang mencari orang. Memang karena tidak ada komunikasi dengan mahasiswa dan rektorat sehingga timbul aksi ini. Ini masalah komunikasi," ujarnya.
Adapun Danrem 172/PWY Kolonel Inf Joppye Oneswimus Wayangkau membantah anggotanya masuk kampus dan memukul mahasiswa. "Tidak ada permintaan kepolisian kepada kami untuk membantu tugas pengamanan, jadi tidak ada anggota kami yang masuk ke dalam kampus," katanya.
Ia meminta mahasiswa agar tidak anarkistis ketika berdemo. "Kalau ada tindakan kriminal, yang rugi adalah mahasiswa sendiri, itu membuka celah kepolisian untuk menangkap," kata Joppye.
Akibat pemblokiran gerbang kampus, lalu lintas di jalan utama Perumnas III macet. Ribuan mahasiswa tidak dapat mengikuti perkuliahan dan beberapa dosen batal mengajar. "Kalau demo jangan palang kampus, yang rugi semua mahasiswa," kata Martha Langowuyo, mahasiswa Fisip Universitas Cenderawasih.
JERRY OMONA
Berita terpopuler lainnya:
Penyidikan Rekening Gendut Terhenti Faktor Rahasia
Yuri Siahaan, Penyidik KPK Target Kedua Polri
Ahok Jadi Wagub DKI, Ini Komentar Anaknya
AJI Desak Jokowi Hapus Anggaran untuk Wartawan
Ini Topan Terdahsyat di Bumi
Kata Pengamat Soal Jokowi Turun ke Lapangan