TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas, mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi segera menyelesaikan kasus tersebut agar isunya tak bergulir terus. Kasus ini menyeret-nyeret nama Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
"Kami dorong menyelesaikan dengan bukti-bukti yang berkeadilan," kata putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini di kompleks parlemen, Senayan, Rabu, 17 Oktober 2012.
Sejak awal, Ibas menegaskan jika menyangkut masalah hukum, Partai Demokrat mengembalikan persoalan itu kepada penegak hukum. Demokrat tidak ingin menduga-duga bahwa ada kesan melindungi siapa pun.
Ibas mendorong KPK segera menyelesaikan kasus ini. Namun, ia mensyaratkan agar penyelesaian kasus ini harus melalui bukti-bukti. Ibas meminta KPK tidak menyelesaikan kasus ini hanya karena didesak-desak atau intervensi pihak tertentu.
Ibas membantah jika Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY, meminta kader yang terlibat untuk mundur dan adanya perbedaan perlakuan terhadap Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum. Menurut Ibas, SBY pasti bisa melihat kasus ini dengan utuh. "Tidak mungkin hanya desas-desus, kemudian diminta mundur," kata dia.
Menantu Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa ini mengatakan salah satu penyebab merosotnya citra Partai Demokrat karena pemberitaan media. Namun, menurut dia, hal ini tidak hanya terjadi pada partainya. Isu korupsi di Partai Demokrat, kata Ibas, hal seksi sehingga hampir setiap hari diberitakan oleh pers. "Ini membuat publik menilai Demokrat adalah partai terkorup," kata dia.
Ibas menuturkan, sebagai partai baru, Demokrat terus melakukan evaluasi. Menurut putra Presiden SBY ini, pada tahun-tahun mendatang Demokrat akan menghadapi banyak tantangan, masukan dan evaluasi. Karena itu, dia mengingatkan kepada seluruh kader untuk mengedepankan etika politik.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita lain:
Kronologi Anggota TNI AU Pukul Wartawan
Jaringan JAT Dituduh Culik Polisi di Poso
Tersangka Baru Hambalang, Busyro-Samad Berbantahan
Polisi Gelar Operasi Besar-besaran di Poso
Seratusan Wartawan Protes Kekerasan oleh TNI