TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan sulitnya mendefinisikan istilah sex education menjadi salah satu penghalang kampanye dan sosialisasi pencegahan penularan HIV/AIDS. Sebab, konotasi sex education dalam bahasa Indonesia masih jadi stigma yang melibatkan unsur berahi di dalamnya.
"Sehingga penggunaan istilah ini menjadi kontroversi dan banyak pihak yang menentang," ujar Nafsiah di kantor Kementerian Kesehatan, Selasa, 23 Oktober 2012.
Begitu pula yang terjadi pada kampanye penggunaan kondom. Padahal, dua istilah ini menjadi ujung tombak kampanye pencegahan HIV/AIDS, mengingat Indonesia adalah negara yang mengalami peningkatan prevalensi HIV / AIDS paling cepat di Asia.
Menurut Nafsiah, sex education yang diterjemahkan secara harafiah menjadi pendidikan tentang seksualitas diperlukan setiap anak muda di Indonesia. "Guna mengetahui hak dan kewajiban anak muda sebagai ujung tombak pencegahan, sekaligus kader yang dapat menjelaskan kepada masyarakat Indonesia mengenai penularan HIV/AIDS," katanya.
Namun, kata Nafsiah, sosialisasi tentang sex education ini banyak ditentang. Bahkan, dari penggunaan istilah sex education. Ia tidak menyebutkan secara gamblang siapa pihak yang menentang penggunaan istilah pendidikan seks tersebut. Karena itu, di hari yang sama, Nafsiah juga mengumpulkan sejumlah tokoh agama untuk mendikusikan istilah apa istilah yang tepat untuk pendidikan tentang seksualitas.
Wakil Menteri Agama Nazarudin Umar yang juga hadir pada acara itu mengatakan, para tokoh agama mencoba mencari rumusan istilah yang tepat untuk pendidikan seks. "Di sinilah peran tokoh agama untuk membantu penghapusan konotasi HIV/AIDS sebagai penyakit kutukan dan membantu Kementerian Kesehatan untuk mencegah penularannya," ujar Nazarudin. "Ini sama saja seperti jihad."
Dari hasil diskusi tersebut, muncullah solusi penggantian istilah sex education menjadi life skill education. Meski begitu, istilah ini belum tepat mengena ke sasaran. "Sebab, pendidikan seksualitas tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang gender, melainkan pula hak serta kewajiban dalam konteks hubungan antar-individu," kata Nafsiah.
CHETA NILAWATY
Berita lain:
Makin Malam, ''Ciyus'' ''Miapah'' Ramai di Dunia Maya
5 Makanan yang Bikin Gigi Putih
Jus Jeruk Bikin Cantik Luar dan Dalam
Ukuran Bra Tidak Pas? Ini Bahayanya
Nuansa Lombok Modern