Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Burung Finch Ditemukan Setelah 80 Tahun Hilang

image-gnews
Burung finch hijau
Burung finch hijau
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta--Burung ini hilang selama 80 tahun dan kini ditemukan kembali. Burung Sillem's Mountain Finch ditemukan di dataran tinggi Tibet oleh fotografer wildlife Perancis, Yann Muzika yang sedang tracking di lembah Yenigou, Propinsi Qinghai, Cina.

"Saya datang di kawanan burung Tibetan Rosefinches. Dan saya menemukan satu burung yang tak pernah saya kenali. Saya mengambil gambarnya sebelum burung itu pergi," ujar Muzika. Kemudian berdasarkan riset data, fauna ini teridentifikasi sebagai Sillem's Mountain Finch yang pernah terlihat 1929.

Segera data-data itu ia kirim ke Oriental Bird Club yang mengelola data gambar burung oriental. Kini mereka yakin bahwa jenis tersebut adalah burung yang telah lama tak terdeteksi keberadaannya. Lebih-lebih ketika Kees Roselaar memberi pernyataan, "Fantastik. Akhirnya Sillemi terbukti masih ada!"

Finch gunung menjadi teka-teki sejak penemuannya tahun 1929 dahulu. Setidaknya karena satwa ini tidak teridentifikasi sampai 1992.

Dua spesimen burung abu-abu dan putih dengan kepala kemerahan sebesar burung pipit ini telah dikoleksi oleh ornotolog Belanda, Jerome Alexander Sillem ketika ia melakukan ekspedisi ke pegunungan Karakoram pada 1929 lalu.

Wilayah ini adalah perbatasan yang menjadi sengketa Cina, India dan Pakistan. Bahkan tempat ini bukan daerah yang kerap dikunjungi oleh pengamat burung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Spesimen burung ini diidentifikasi sebagai ras Brandt Finch Gunung (Leucosticte brandti) dan tersimpan rapi di Museum Zoologi Amsterdam. Tahun 1992, ornitolog modern Belanda, Kees Roselaar menemukan dokumen itu dan kemudian mengganti namanya menjadi Leucosticte sillemi, sesuai dengan nama penemunya.

Bulan Juni 2012 lalu, burung ini ditemukan di 1500 km ke timur dari posisi pertama kali ditemukan pada 1929. Klub Burung Oriental kini mendesak para pengamat burung untuk mencari jenis ini pada ketinggian 5ribu meter di sabuk pegunungan Pakistan, Cina dan Tibet ini.

BBC | ISMI WAHID

Baca juga:
Tak Bisa Lihat Meteor Orionid, Pantau Situs ini

Hujan Meteor Bersumber dari Ekor Komet Halley

Cara Menonton Hujan Meteor Orionid

Kenapa Wajib Melihat Orionid?

Ikan Berjubah Perak Lihai Hindari Predator

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia