TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara, Marciano Norman, menyatakan adanya keterkaitan antara pelaku peledakan bom di Poso, Sulawesi Tengah, Senin lalu, dan pelaku pembunuhan dua anggota Kepolisian Resor Poso beberapa waktu lalu. "(Mereka) kelompok yang sama," kata dia di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2012.
Kendati begitu, Marciano enggan memberikan informasi lebih lanjut ihwal kelompok yang dimaksudnya itu. "Ada beberapa kelompok yang kami duga melakukan itu. Tapi, saya yakin ada kaitannya," ujar dia. Ia pun enggan membeberkan kekuatan kelompok pelaku teror di Poso tersebut.
Ihwal keterkaitan jaringan Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) dengan kejadian teror di Poso, Marciano enggan banyak berkomentar. "Jangan bicara itu dulu. Sekarang sedang dikembangkan oleh kepolisian, dengan dibantu TNI, untuk melakukan operasi-operasi lanjutan," ucapnya. "Kita tinggu hasilnya. Nanti akan terjawab."
Bom meledak di samping pos polisi lalu lintas di Poso, sekitar pukul 06.15 waktu setempat, Senin pekan ini. Tiga orang terluka. Brigadir Dua Rusliadi dan Akbar, satpam Bank BRI, menderita luka akibat terkena serpihan bom di bagian bokong, tangan, dan kaki. Ruslan hanya menderita luka ringan di tangan.
Sementara itu, bangunan pos polisi yang terletak di Jalan Yos Sudarso, tempat sasaran peledakan bom, mengalami kerusakan di beberapa bagian, seperti atap dan kaca jendela, serta tembok sudut bangunan yang retak.
Sebelumnya, dua personel polisi dibunuh di Dusun Taman Jeka, Desa Masani, Poso, Sulawesi Tengah. Brigadir Satu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman yang hilang sejak 8 Oktober 2012 ditemukan tewas dengan leher tergorok senjata tajam. Keduanya terkubur dalam satu liang.
PRIHANDOKO
Baca juga:
Polri Curiga Ada Provokator Kasus Bom Poso
Ledakan Bom Poso, Apa Kata Djoko Suyanto?
Paku Tertancap di Bokong Polisi Poso
Pemerintah Tidak Naikkan Status Keamanan di Poso
Bom Poso ''Hanya'' 100 Meter dari Rumah Bupati