TEMPO.CO, Surakarta - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta ingin memadukan Solo Batik Carnival dengan Festival Bunga ala Kota Malang. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta Widdi Srihanto mengatakan, keduanya sudah menjadi ikon masing-masing daerah.
"Dengan sinergi, akan lebih menarik wisatawan," katanya di sela kunjungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang ke Surakarta, Rabu, 31 Oktober 2012. Dia siap mengundang peserta Festival Bunga Malang untuk ikut dalam Solo Batik Carnival. Sebaliknya, dia berharap panitia Festival Bunga Malang bersedia mengajak peserta Solo Batik Carnival untuk turut serta meramaikan Festival Bunga.
Biasanya, Solo Batik Carnival diselenggarakan akhir Juni, sementara Festival Bunga tahun lalu dihelat pada Juli.
Pengembangan pariwisata memerlukan kerja sama dengan daerah lain, terutama yang memiliki karakteristik serupa. Solo memiliki berbagai atraksi wisata yang bertumpu pada kekayaan budaya. "Dalam satu tahun, kami menyelenggarakan 48 acara di hampir tiap bulan," ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, ada kemiripan antara Solo dan Kota Malang. Selain sama-sama sebuah kota, keduanya fokus pada pengembangan MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) dan wisata budaya.
"Hanya, kami masih kalah dengan Solo. Ruang pertemuan kami maksimal menampung 1.200 orang, Solo bisa sampai 2.500 orang," katanya.
Selain itu, kesenian tradisi di Malang belum digarap maksimal.
Dia mengatakan, atraksi wisata unggulan di Malang seperti Festival Bunga dan Festival Keramik dapat menjadi dasar kerja sama kedua daerah. "Kami menunggu kehadiran pemangku pariwisata Solo ke Malang. Tujuan wisata tidak hanya ke Kota Malang, tapi bisa sekaligus ke Kabupaten Malang dan Kota Batu," ujarnya.
Widdi mengatakan, Solo siap bekerja sama dengan Malang. Selain ikut dalam atraksi wisata Malang, juga kunjungan wisatawan asal Solo ke Malang. Menurut dia, bisa dibuat paket wisata ke Malang dan sekitarnya.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terkait
Surakarta Susun Agenda Seni dan Budaya
Produsen Batik Semarangan Ciptakan Motif Khusus
Serayu Jadi Tujuan Favorit Burung Migran dari Cina
Berkisah Tentang Flores Lewat Foto
Jus Pare, Jajanan Jalanan Taipei
Tenun Ikat Asal NTT Segera Dipatenkan