TEMPO.CO , Jakarta--Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dinilai serakah dan tak peduli pada rakyat jika tetap menginginkan ruangan kerjanya semewah ruangan Badan Anggaran. "Serakah sekali jika mereka ingin ruang kerjanya seperti ruangan Banggar," ujar koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Uchok Sky Khadafi, saat dihubungi oleh Tempo, Selasa, 6 November 2012.
Sebagai wakil rakyat, Anggota DPR harusnya lebih memilih untuk punya ruangan yang sederhana. "Harusnya tak perlu menuntut ruangan yang sama mewahnya dengan Banggar," kata dia.
Jika politikus Senayan masih menuntut ruangan mewah, kata Uchok, itu tandanya mereka tak peduli pada rakyat. "Tak ada rakyat di hati mereka. Mereka (anggota DPR) tidak mikirin rakyat," ujar Uchok.
Sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ruhut Sitompul, menyatakan keinginannya agar ruang kerja angota Dewan setara dengan ruangan Badan Anggaran. "Kalau membangun ruangan yang semewah Banggar saja bisa, kenapa yang lainnya tidak," ujarnya ketika dihubungi, Selasa, 6 November 2012.
Ia mengatakan, kondisi ruang kerja para anggota Dewan sangat berbeda jauh dengan ruang Banggar. "Bagaikan bumi dan langit, padahal kita kan sama-sama kerja," kata dia.
Namun Ruhut mengatakan tidak mendesak Sekretariat Jenderal untuk melakukan perbaikan. "Untuk sekarang, sebenarnya belum perlu," ujarnya. Ia mengaku tidak tahu siapa anggota Dewan yang mengeluhkan kondisi ruang kerja.
Sekjen DPR mengaku mendapatkan usulan perbaikan ruang kerja anggota Dewan dari Badan Urusan Rumah Tangga DPR. Ruang kerja yang hendak diperbaiki sebanyak 192 ruangan. Diperkirakan, tiap ruangan maksimal menghabiskan dana Rp 50 juta atau secara keseluruhan mengjabiskan dana Rp 6,2 miliar.
"Perkiraannya antara Rp 20 sampai Rp 50 juta," kata Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Sekjen DPR, Erry Saptaria Achyat.
SUBKHAN
Baca juga:
Lika-liku Upeti DPR
Terduga Peminta Upeti Punya Gedung Mewah
Dituding Dahlan Iskan, Apa Komentar Idris Laena?
Kekayaan Pemilik Bank Century Disita Polisi
Peminta Upeti BUMN Bisa Gugat Balik Dahlan