TEMPO.CO, Bandung - Mi Riweuh adalah nama menu di cafe Pardoel singkatan dari Parkir Doeloe yang berlokasi di Jalan Pasirluyu Barat No. 34 BKR – Bandung. Nama Riweuh diambil dari bahasa Sunda yang artinya repot, karena mi ini dibuat secara home made noodles.
“Mi-nya diracik dan digiling sendiri di dapur Pardoel, sehingga agak sedikit repot. Makanya saya namai menu ini Mi Riweuh,” kata Pramu Wibawanto, pemilik Pardoel yang juga seorang chef di sebuah hotel bintang empat di Bandung, Senin malam, 6 November 2012.
Baca Juga:
Mi Riweuh bertekstur lebih besar dibandingkan mi pada umumnya. Mi ini dihidangkan dengan bakso dan suiran daging ayam ini rasanya seperti kare. Bumbu kentalnya menyerap di mi memberi sensasi berbeda ketika menyentuh lidah. Terasa sekali legit dan gurihnya mi. Apalagi pedasnya, pas, tidak terlalu pedas, juga tidak hambar.
Pramu mengatakan mi Riweuh merupakan mi dengan rasa perpaduan masakan khas Indonesia dan Eropa. Mi ini sangat fusion noodles. Seporsi mi Riweuh dibanderol Rp 10 ribu. “Memang konsep Pardoel adalah, murah di kantong, mahal dirasa,” ujar Pramu yang juga anggota sebuah klub motor di Bandung.
Tak heran, pengunjung Pardoel kebanyakan kalangan anak muda. Pengunjung Pardoel tak hanya penyuka makan, tapi juga penggila dunia maya.Karena di kafe yang buka mulai pukul 1 siang hingga 12 malam ini terdapat fasilitas internet.
Soraya, 32 tahun, seorang pengunjung café Pardoel yang baru pertama kali mencoba mi Riweuh, mengakui bahwa mi di Pardoel memang beda dengan mi di tempat lain. Tekstur mi-nya kenyal, diracik oleh chef hotel, dan yang lebih penting mi ini sangat fresh karena dibuat secara home made noodles. “Pedasnya juga pas, sesuai request,” katanya.
Di Pardoel Anda juga bisa mencoba pasta, seperti makaroni schootel atau makaroni panggang. Makaroni ini yang dicampur dengan daging cincang ditambah saus krim dan diberi toping parutan keju.
Kejunya pakai Italian Chees. Kelebihannya, rasanya tidak berubah ketika makaroni tersebut dingin. “Makan pasta lebih enak ketika makanan tersebut panas, tetapi jika ingin mengetahui apakah pasta itu benar-benar enak ketika pasta itu sudah dingin,” kata Pramu.
Jika menyukai rasa pedas, Pramu menyarankan, untuk menambahkan tabasco atau chili powder agar tidak mengubah cita rasa original pasta itu sendiri. “Karena jika pasta ditambahkan saus atau kecap akan merubah cita rasa pasta itu sendiri,” katanya.
Pardoel, yang semula tempat berkumpul klub motor CBR Bandung, kini menjadi tempat kongko anak muda dari berbagai kalangan. “Di sini juga kami suka bikin acara nobar (nonton bareng) sambil santap mi Riweuh sampai pagi,” ujarnya.
REZA PRAMONO| ENI SAENI
Berita lain:
Juadah, Antaran Khas Pengantin Padang Pariaman
Sehari Bersantai di Pantai Air Manis
Sulitnya Menjaga Taman Nasional Danau Sentarum
Jus Pare, Jajanan Jalanan Taipei
Tenun Ikat Asal NTT Segera Dipatenkan