TEMPO.CO, Stockholm - Anak anjing ternyata tak bisa tertular menguap, meskipun anjing dewasa lain mengalaminya. Menularnya menguap bukan hanya tanda kantuk maupun bosan. Pada penelitian sebelumnya, perilaku pada manusia, simpanse dewasa, babon, dan anjing menunjukkan hal itu sebagai respons empati.
Empati, kepekaan terhadap respons emosional orang lain, memang sulit diukur secara langsung. Namun para peneliti mengatakan, reaksi menguap yang menular sangat memungkinkan penilaian terhadap perilaku empati itu. Laporan ini telah diterbitkan dalam jurnal Animal Cognition edisi November ini.
Sementara itu, menularnya menguap pada anak-anak manusia telah menjadi subyek berbagai penelitian sebelumnya. Dan penelitian kali ini untuk mencermati apakah sama dengan perilaku pada spesies lain.
Para peneliti di Universitas Lund Swedia mengamati respons anjing ketika manusia berulang kali menguap atau menganga, maupun tak melakukan kedua ekspresi itu. Mereka menemukan bahwa hanya anjing berumur di atas 7 bulan yang ikut tertular menguap sebagai responsnya.
Ini merupakan cermin pola anak-anak manusia yang mulai meniru perilaku tertular menguap itu sedari usia 4 tahun. Menurut mereka, ini adalah usia ketika sejumlah kemampuan kognitif yang terkait, seperti identifikasi akurat terhadap emosi orang lain, mulai terlihat nyata.
DAILY MAIL | ISMI WAHID
Berita Lain:
Google Rayakan Ulang Tahun Penulis Drakula
86 Persen Software Microsoft di Indonesia Bajakan
Melihat Aktivitas Akar Melalui Tanah Transparan
Lubang Hitam Ditemukan di Pedang Orion