TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian RI, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan ada dugaan dua teroris berhasil kabur dari rumah tahanan karena kelalaian petugas jaga. Penyebab lain, kata dia, karena kelihaian para teroris tersebut yang pandai mengelabui petugas jaga. "Kami sedang mencari tahu apa ada kelalaian petugas," kata Boy, Kamis, 8 November 2012.
Pada Selasa lalu, 6 November, dua orang teroris berhasil kabur dari rumah tahanan Narkoba Polda Metro Jaya. Roki Apris Dianto (29 tahun), merupakan terpidana penjara 8 tahun dalam kasus peledakan bom di Klaten, Jawa Tengah. Dia diduga kabur sekitar pukul 12.00 WIB dengan cara mengecoh petugas. Roki diduga mengenakan cadar, lalu keluar bersama pembesuk terpidana teroris lainnya.
Sedangkan Basir Manuputi (25 tahun), terdakwa peledakan bom di Ambon pada akhir 2011, kabur dari Rumah Tahanan Kelas 11 Way Heru, Ambon, Maluku. Kepolisian menduga Basir kabur pada pukul 5 pagi, dengan cara melompati tembok rutan.
Manurut Boy, tim penyidik dari tiga kesatuan, yaitu Divisi Profesi dan Pengamanan, Divisi Kriminal Umum, dan Detasemen Khusus 88 Antiteror telah memeriksa beberapa saksi. Dalam kasus kaburnya Roki, tim memeriksa tujuh petugas jaga, tiga orang anggota Densus, dan tiga orang rekan Roki sesama terpidana bom Klaten. Dalam kasus Basir, penyidik memeriksa tiga orang petugas jaga.
Boy berujar, dari hasil pemeriksaan tersebut, Kepolisian dapat memastikan cara Roki dan Basir kabur dari tahanan. "Dugaan sementara Roki kabur dengan menggunakan cadar. Dia mengelabui petugas," kata Boy.
Boy mengakui petugas jaga kurang waspada sehingga Roki dapat kabur. Sebab, meskipun penjagaan ketat sesuai dengan standar pengamanan teroris, dan rutan di Polda juga berada di lantai empat, tetap saja Roki dapat kabur.
"Kami akan evaluasi, apa ada penurunan pengawasan kepada mereka saat itu. Apa mereka keluar dengan menggunakan penampilan menyerupai pengunjung yang lain. Ini yang akan kami perhatikan. Apakah ini yang mengecoh petugas," kata dia.
Saat Roki kabur, kata Boy, terdapat sekitar 23 pengunjung, sebagian perempuan dengan mengenakan cadar. Roki sendiri tanpa pembesuk. Dari tujuh terpidana teroris di Rutan Polda Metro Jaya, tiga orang adalah komplotan Roki dalam kasus peledakan bom Klaten.
RUSMAN PARAQBUEQ
Berita Terpopuler:
Pemberontak Suriah Terkesima Rokok Indonesia
Di Istana, Mega-SBY Belum Juga Bertegur Sapa
Alasan Pengusaha Enggan Naikkan Upah Buruh
Soeharto Dinilai Tak Layak Menjadi Pahlawan
Marzuki Alie: Dahlan Pemberani, Jangan Takut