TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan DKI Jakarta masih tercatat sebagai daerah yang paling aktif menyelenggarakan event kreatif. "Selama 2011, ada 143 event yang digelar di DKI Jakarta," kata Direktur Ekonomi Kreatif Media Desain dan Iptek Kementerian Pariwisata dan Ekonomi, Poppy Safitri, dalam Seminar Nasional Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek, Kamis, 8 November 2012.
Ia menjelaskan, kegiatan-kegiatan kreatif itu dilaksanakan dalam bentuk seminar, workshop, karnaval, festival, pameran, kompetisi, serta diskusi antarkomunitas. Selain DKI Jakarta, Kementerian menyatakan, ada empat provinsi lain yang tergolong aktif menyelenggarakan kegiatan serupa.
Keempat provinsi tersebut adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Bali, dan Jawa Tengah. Ada beberapa kegiatan kreatif yang telah dilaksanakan sepanjang 2011. Pertama, pameran arsitektur Architects Under Big 3, New Regionalism in Bali Architecture. Kedua, pada tahun yang sama pun diselenggarakan pameran Jakarta Biennale serta Fresh and Brite 2011-Designesia untuk bidang desain.
Ketiga, untuk bidang fashion, diselenggarakan Jakarta Fashion Week, Urban Fashion Week, Jogja Fashion Week, serta Indonesia Fashion and Craft Expo 2011. Keempat, di bidang film, video, dan fotografi, Jawa Barat melaksanakan pameran foto outdoor kilas balik. Sedangkan DKI Jakarta menggelar pameran foto Potret Jakarta Kita. Bali mengadakan Festival Film Dokumenter Bali, dan Purbalingga menyelenggarakan kegiatan serupa, yaitu Festival Film Purbalingga.
Pada 2011 pun diselenggarakan kegiatan-kegiatan untuk sektor kerajinan. Kegiatan-kegiatan itu antara lain World Batik Summit 2011, Solo Batik Carnival, dan Inacraft.
Kementerian mencatat, pada 2004-2012, ekspor industri kreatif meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 12,2 persen. "Pada krisis ekonomi global 2009, ekspor industri kreatif tetap tumbuh 1,5 persen," kata Poppy. Ekspor tertinggi berasal dari fashion dan kerajinan, dengan masing-masing kontribusi 60 persen dan 36,5 persen. Menurut data Kementerian, rata-rata kontribusi net trade periode 2002-2010 mencapai 65,26 persen.
MARIA YUNIAR
Berita Terkini:
Investor Waspadai Jurang Fiskal Amerika
UMK Kota Cirebon Direvisi
Ribuan Buruh Subang Ancam Boikot Pemilu
BBM Diganti Gas, PLN Hemat Rp 5,4 Miliar per Hari