TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, Sarman Simanjorang, mendesak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membantu merealisasikan kuota khusus impor daging sapi untuk wilayah Jakarta. Sarman meminta Jokowi mengajukan permintaan khusus ke Kementerian Pertanian agar wacana ini segera terwujud.
Menurut Sarman, sebesar 80 persen konsumsi daging sapi nasional berada di Jakarta. Sedangkan kuota khusus daging sapi impor yang dibutuhkan oleh Jakarta sebanyak 50 ribu ton per tahun. Ini untuk memenuhi kebutuhan Jakarta akan daging impor yang mencapai level 50 ribu ton per tahun.
"Kami sudah menyurati gubernur terdahulu agar ada kuota impor khusus bagi Jakarta. Kami berharap agar gubernur baru bisa menindaklanjuti permintaan kami ke Kementerian Pertanian," kata Sarman ketika dihubungi Tempo, Senin, 19 November 2012.
Menurut Sarman, di Jakarta bernaung kurang lebih 16 ribu usaha kecil menengah yang membutuhkan daging sapi sebagai bahan dasar. "Ada tukang bakso, sate, rumah makan, restoran, sosis. Mereka ini berkumpul di Jakarta dan butuh daging segar," katanya.
Masalahnya, Jakarta bergantung pada pasokan daging dari luar Jakarta, baik dari daerah lain, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah serta Banten atau dari luar negeri. Jakarta tidak punya sarana dan prasarana untuk memproduksi daging sapi.
Komite Daging Sapi Jakarta Raya meminta Jokowi agar segera berkomunikasi dengan Kementerian Pertanian. Menurut Sarman, kuota impor khusus bagi Jakarta akan melindungi industri UKM yang tengah tumbuh subur di Jakarta, khususnya di sektor makanan yang membutuhkan pasokan daging sapi.
ANANDA W. TERESIA
Berita Lainnya:
Daging Sapi Mulai Menghilang di Pasar Subang
Natal dan Tahun Baru, Daging Sapi Tetap Langka
Daging Sapi di Banyuwangi Mulai Langka
Kios Daging Tutup, Warung Kena Imbasnya
Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan Sampai Senin?