TEMPO.CO, Kota Gaza - Serangan roket Israel ke wilayah Jalur Gaza Palestina pada kemarin menewaskan setidaknya 26 orang, termasuk tiga orang wartawan TV Al-Aqsa milik Hamas. Total selama delapan hari serangan, korban tewas sudah mencapai 140 orang.
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qudra, mengatakan kedua orang wartawan yang tewas adalah juru kamera Mahmoud al-Kumi dan Hussam Salama. Keduanya tewas dengan luka bakar setelah rudal menghantam mobil yang mereka naiki saat meliput di wilayah Al-Shifaa.
Satu orang lainnya adalah Mohammed Abu Aisha, Direktur Radio Pendidikan Al-Quds. Ia juga terbunuh setelah roket menerjang mobilnya di Gaza tengah. "Mereka tewas meskipun kendaraan mereka jelas-jelas ditandai sebagai kendaraan pers," kata Ashraf al-Qudra.
Kelompok Hamas yang menjadi seteru tak mau tinggal diam. Dalam 24 jam terakhir mereka menembakkan 180 roket ke wilayah Israel. “Setidaknya 14 roket meledak di wilayah selatan Israel,” tulis laman Al-Jazeera. Diberitakan 11 tentara dan 6 warga sipil cedera.
Ledakan bom juga meluluhlantakkan sebuah bus di jantung Kota Tel Aviv, kemarin siang. Tak ada korban tewas, tapi 23 orang terluka dengan 10 di antaranya luka serius. “Ini serangan teroris. Namun sebagian besar korban hanya terluka ringan," kata Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Meskipun tak ada korban tewas, serangan ini membuat panik warga. Inilah serangan pertama di ibu kota Israel tersebut sejak serangan bom bunuh diri yang membunuh 11 orang pada April 2006.
Kekerasan meluas ke Hebron, Tepi Barat, yang dikuasai kelompok Fatah. Kemarin, warga Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel. Ribuan orang berunjuk rasa menuntut balas dendam atas penembakan Hamdi Falah saat ia memprotes pemboman Israel ke Jalur Gaza sehari sebelumnya.
Berbagai upaya damai dilakukan termasuk Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton yang datang ke Israel. Dalam pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin malam, Hillary berharap kedua pihak melakukan gencatan senjata.
"Dalam beberapa hari ke depan, AS akan terus bekerja sama dengan mitra kami di Israel maupun di negara lain, demi melindungi keamanan dan mewujudkan perdamaian, memperbaiki kondisi orang-orang di Gaza," kata Hillary dalam konferensi pers dengan Netanyahu.
Adapun PM Netanyahu kepada Hillary mengatakan Israel siap menjalankan solusi jangka panjang, dengan syarat serangan roket dari Gaza ke wilayahnya dihentikan. "Jika ada kemungkinan tercapai solusi jangka panjang untuk persoalan ini melalui jalur diplomatik, kami akan menerimanya,” katanya.
Serangan bergelombang Israel membuat berang Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan. Ia menuding Israel melakukan pembersihan etnis dan menolak alasan serangan tersebut serangan pertahanan diri. “Israel tengah melakukan pembersihan etnis dengan mengabaikan perdamaian di kawasan dan hukum internasional," kata Erdogan.
REUTERS | AL-JAZEERA | HAREETZ | RAJU FEBRIAN
Berita Terpopuler
Israel Serbu Gaza Tiap Kali Obama Terpilih
Intel Israel Ditangkap Geng Motor Palestina
Lewat Twitter, Jurnalis Beritakan Serangan Israel
6 Tersangka Mata-mata Israel Dieksekusi Hamas
Peringatan Israel: Jurnalis, Jauhi Hamas
Gempuran Israel ke Gaza Berlanjut