TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jokowi memberikan sinyal positif akan kelanjutan megaproyek transportasi massal berbasis rel atau mass rapid transit (MRT) usai bertemu dengan Direktur PT MRT Jakarta pada Kamis, 29 November 2012 malam. (baca: Jokowi Bicara 4 Mata dengan Bos MRT Jakarta).
Meskipun begitu, Jokowi mengaku tetap masih akan menemui Menteri Keuangan Agus Martowardojo untuk membicarakan soal subsidi pinjaman dan harga tiket MRT. "Saya masih harus ketemu Pak Menkeu dulu," kata Jokowi di Balai Kota, Jumat, 30 November 2012.
Menurut Jokowi, dalam pertemuan dengan Menteri Agus, nantinya akan dibahas soal subsidi pinjaman dan harga tiket MRT. Jokowi menyatakan akan meminta pemerintah pusat untuk menambah hibah pelunasan pinjaman untuk proyek, termasuk juga menegoisasikan porsi beban pelunasan pinjaman itu. (baca: Ini Catatan Jokowi dalam Proyek MRT )
Setidaknya, kata Jokowi, pemerintah DKI diberi keringanan dengan membayar 30 persen dari pinjaman, sedangkan 70 persen sisanya ditanggung pemerintah pusat. "Berharap pemerintah pusat bersedia menerima formula 70-30 biar beban kita tidak terlalu berat sehingga nanti subsidinya tidak gede," ujar Jokowi.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus menanggung beban mengembalikan 58 persen biaya proyek yang merupakan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Adapun 42 persen sisanya ditanggung oleh pemerintah pusat dan dianggap sebagai hibah dari pemerintah pusat kepada Pemprov DKI Jakarta untuk melunasi pinjaman dari JICA tersebut.
Soal besaran tarif per kilometer, misalnya, masih jadi ganjalan Jokowi. Jokowi menganggap, ini perlu ditenderkan lagi. "Karena saya pikir masih bisa turun lagi tarifnya meski secara garis besar tidak membebani pikiran saya lagi," ujarnya.
Soal tarif itu, perlu dipertegas lagi soal harga tiket. Harga tiket sebesar Rp 15.000 yang diterapkan saat MRT beroperasi, menurut Jokowi, sebenarnya tergolong wajar dengan mengingat biaya proyek yang sangat besar. Namun, harga itu masih kelewat mahal bagi warga. Karena itu, Jokowi berharap tiket itu bisa diturunkan menjadi Rp 9.000 dan Rp 10.000 atau hitungan US$ 1.
Sebetulnya, kata Jokowi, hitungan untuk harga tiket awal adalah Rp 38.000, lalu diharapkan ada subsidi menjadi Rp 19.000. "Ini juga masih kemahalan dan kalau ada subsidi lagi sehingga menjadi Rp 15.000 sudah cukup," kata Jokowi. " Kalau terlalu banyak subsidi, beban kita berat."
Menurut Jokowi, idealnya memang harga tiket Rp 9.000 atau Rp 10.000 seperti negara lain. "Tapi kalau harganya satu dollar, subsidi yang harus diberikan pemerintah juga besar," kata Jokowi. "Kita enggak sanggup, makanya kudu cari bantuan dari pemerintah. Satu paket itu yang akan dibicarakan dengan Menkeu"
Pertemuan dengan Menkeu akan dilakukan pekan depan. Karena itu, jika keputusan pemerintah pusat bisa diambil dalam waktu dekat, maka keputusan proyek juga bisa dilakukan dalam waktu dekat.
WDA | SUTJI | ANT
Berita terkait
Jokowi: MRT Lanjut dengan Catatan
Seperti Apa Panasnya Rapat Jokowi-Ahok soal MRT?
Ini Alasan Jokowi Tunda Lagi Proyek MRT
Jokowi Pilih Kampung Sawah Ketimbang MRT
Pusing Rapat Soal MRT, Jokowi Walk Out