TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Eddy Soeparno, memaparkan ada beberapa upaya yang dilakukan perseroan untuk mengurangi jumlah utang, antara lain dengan melepas aset beberapa anak usaha.
"Pelepasan aset sudah jadi rencana internal kami untuk mengurangi utang secara progresif di tahun depan," kata Eddy, ketika menggelar paparan publik di kantornya, Senin, 3 Desember 2012.
Berdasarkan data, BNBR masih memiliki beban utang sebesar Rp 6,3 triliun. Selain menjual aset, perseroan juga menggali sumber pendanaan untuk melunasi utang melalui imbal hasil investasi. Ada pula aksi korporasi lain yang bisa disepakati oleh para pemegang saham.
Eddy menambahkan, strategi pelunasan utang yang utama adalah prioritas untuk utang yang berjangka pendek, berbiaya tinggi, dan memiliki jaminan besar. Utang BNBR membengkak hingga Rp 9,59 triliun sejak 2010 lalu akibat transaksi Vallar PLc atau Bumi PLc. Namun, utang tersebut dapat ditekan hingga tersisa Rp 6,3 triliun pada kuartal III tahun ini.
"Atau bisa dikatakan perseroan berhasil mengurangi beban utang sebanyak 34,5 persen atau setara dengan Rp 3,7 triliun," ujar Direktur Utama BNBR, Bobby Gafur Umar, dalam kesempatan sama.
Menurut dia, perseroan telah memaksimalkan upaya pengurangan utang sejak awal tahun ini. Sebab, mereka sadar bahwa utang yang besar akan punya implikasi tidak baik bagi kinerja perseroan.
Bobby optimistis beban utang ini masih bisa ditekan secara signifikan pada tahun depan. Apalagi, kondisi ekonomi makro tahun depan dinilai masih positif dan dapat menguntungkan perseroan.
Hingga kuartal ketiga tahun ini, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 13,4 triliun dan laba bersih Rp 253 miliar. "Ini jauh lebih baik ketimbang periode serupa tahun lalu yang masih membukukan kerugian sebanyak Rp 651 miliar," kata dia.
Meskipun ada penurunan harga saham akibat turunnya harga-harga komoditas pada tahun ini, kinerja perusahaan nonpublik seperti Bakrie Building Industries, Bakrie Tosanjaya, Bakrie Pipe Industries, dan Bakrie Energy Internasional masih baik. Kinerja perusahaan ini bakal makin dioptimalkan di tahun mendatang agar cetak biru perusahaan tahun ini masih bisa dijaga pada tahun depan.
"Intinya untuk pertumbuhan kami akan fokus pada sektor energi, infrastruktur, dan perkebunan," ujar Bobby.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Terpopuler:
Ke DPR, Dahlan Iskan Hanya Setor Muka
Maret, Saat Tepat Naikkan Harga BBM
Lusa, 40 Ribu Buruh Berunjuk Rasa Lagi
Besok, Dahlan Iskan Dipanggil DPR Lagi
Absen, Dahlan Iskan Tetap Diminta Bicara di DPR
Soal PLN, DPR Panggil Lagi Dahlan Iskan Hari Ini
Separuh BBM Bersubsidi Ilegal Masuk ke Tambang
Inflasi Rendah, Waktu Tepat Naikkan BBM Subsidi