TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Cabang PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Ketapang, Waspada Heruwanto, mengatakan amblesnya dermaga MB II diduga karena tidak berfungsinya sistem hidrolik yang terpasang di dermaga tersebut.
Waspada menjelaskan, lazimnya sistem hidrolik akan mengangkat dermaga sejajar dengan posisi pintu kapal ketika kendaraan masuk atau keluar kapal. Namun, karena sistem hidrolik tidak bekerja, dermaga ambles di bagian sisi kiri. "Kami masih menyelidiki bagian mana yang tidak bekerja," katanya, pada saat memberikan keterangan pers, Selasa, 4 Desember 2012.
Menurut Waspada, sistem hidrolik di dermaga tersebut dibangun pada 1997. Meski berusia 15 tahun, Waspada mengklaim kondisi hidrolik masih layak digunakan.
Hidrolik tersebut juga secara rutin dirawat, secara mingguan, bulanan, dan tahunan.
Selain menduga sistem hidrolik yang tidak bekerja, PT ASDP juga menyelidiki kemungkinan angkutan yang melebihi tonase. Sebab, beban maksimal dermaga tersebut adalah 20 ton. Penyelidikan antara lain dilakukan dengan mengecek struk timbangan di Gilimanuk, terutama terhadap berat total truk dan muatannya yang mengakibatkan dermaga ambles.
Hingga berita diturunkan, PT ASDP masih berupaya memindahkan truk yang terperosok di ujung dermaga ke daratan.
Dermaga ambles sepanjang 16 meter saat sebuah truk bermuatan 20 ton beras melintas di atasnya. Akibatnya, separuh badan truk tersebut tercebur ke dalam laut.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 10.34 WIB saat KMP Citra Mandala Sakti dari arah Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, Bali, bersandar di dermaga MB II Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, Banyuwangi. Dermaga ambles ketika kendaraan kedua keluar dari dalam kapal, yakni sebuah truk bernomor polisi EA 8670 A.
IKA NINGTYAS
Berita Terpopuler:
Bupati Garut Aceng: Saya Masih Sayang Fany
3 Alasan Bupati Garut Ceraikan Fany Octora
SBY Minta Mendagri Pantau Bupati Garut
Jokowi: Mending Saya Tidak Jadi Gubernur
Janda Bupati Garut Sebenarnya ''Ogah'' Lapor ke Polisi