TEMPO.CO , Jakarta:- Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama mengakui ketersediaan pasokan gas menjadi permasalahan tesendiri bagi Transjakarta dan transportasi massal di ibukota. Karenanya, menurut Ahok, pemerintah Jakarta sedang mendekati Pertamina dan Perusahaan Gas Negara untuk memperbanyak jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas di Jakarta.
"Tadi sudah ngomong dengan Pertamina, tanggapannya oke, mereka mau mempercepat. Dan mungkin dalam waktu dekat mau rapat dengan Direktur Utama PGN," kata Ahok usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan delapan proyek Pertamina di KRI Makasar 590, Markas Komando Lintas Laut Militer, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 6 Desember 2012.
Rencananya, kata Ahok, DKI akan menggunakan pipanisasi untuk pengaliran gas bumi sebagai bahan bakar transportasi massal. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menganggarkan rencana pipanisasi ini. "(Pertamina) sudah mau ada finalisasi, tetapi selalu ada masalah," kata Ahok.
Kamis 6 Desember 2012, Presiden SBY meresmikan delapan proyek Pertamina senilai US$ 15,8 miliar atau setara dengan Rp 150,1 miliar. Menggunakan KRI Makasar 590, peresmian dilakukan sembari meninjau langsung Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat senilai US$ 93,28 juta.
Unit Gasifikasi yang terletak di perairan Teluk Jakarta yang memasuki provinsi Jawa Barat ini rencanya akan menjadi pasokan gas bumi bagi Jakarta dan sekitarnya, yang dialirkan melalui pipanisasi. "Ini dapat menghemat subsidi listrik dari pemakaian BBM oleh PLN sebesar Rp 16 triliun per tahun," kata Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina.
ARYANI KRISTANTI
Berita terkait
Ide Antimacet Jokowi vs Lokasi Rawan Macet
Jokowi Akan Undi Calon Penghuni Rusunawa Marunda
Jokowi Terapkan Pembatasan Kendaraan Ganjil Genap
Ide Jokowi Atasi Kemacetan Dinilai Tak Efektif