TEMPO.CO, Jakarta - Dusun Morotanjek, Desa Purwoasri, Kabupaten Malang, Jawa Timur, selalu riuh bila Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq pulang kampung. Para pembantu rumah sibuk menyiapkan hidangan, termasuk menangkap ikan di kolam belakang. “Pak Luthfi sering mengadakan makan bersama,” kata Khoirriyah, 51 tahun, pembantu di kediaman Luthfi.
Luthfi acap menerima pengurus dan kader di bagian belakang rumah. Rumah ini berbentuk huruf L, berkanopi mirip pintu kapal. Sedangkan rapat-rapat partai dilakukan di rumah besar bertingkat di sebelah rumah induk. Di garasi, terparkir satu mobil minibus ambulans berlogo PKS. Total, di atas lahan sekitar 3.000 meter persegi itu terdapat empat rumah.
Secara bertahap, Luthfi membeli tanah dan rumah milik kerabatnya yang masih dalam satu lokasi rumah induk, lalu merenovasinya. Rumah induk adalah rumah tua warisan dari orang tua angkatnya. Pasangan Arbaiyah dan Achmad mengangkat Luthfi sebagai anak karena mereka tak punya keturunan. “Setahu saya, semua rumah dan fasilitasnya di sini dibangun oleh Pak Luthfi sebelum beliau jadi Presiden PKS,” kata Abdul Naser, kakak sepupu Luthfi, kemarin.
Di atas tanah kosong seluas 1.000 meter persegi di seberang rumah induk dibangun musala, tempat mengaji, dan pondok anak yatim-piatu. Semua aset ini dikelola oleh Yayasan Ar-Rahmah yang didirikan Luthfi.
Menurut Muhammad Thoha, ketua rukun tetangga setempat, bangunan yayasan belum ditempati sama sekali. Hanya musala yang dimanfaatkan warga. Thoha mengaku tak diajak bicara saat Luthfi membangun panti. “Sampai sekarang tak ada warga yang siap sehingga tak ada anak panti yang masuk,” kata Thoha.
Tokoh masyarakat di Purwoasri yang menolak disebutkan namanya mengungkapkan, Luthfi juga sangat ekspansif membangun musala, termasuk ikut membangun masjid desa, Raudatus Sholihin. Namun, ia mengaku kurang respek karena setelah itu seolah-olah pengurus masjid di-PKS-kan. “Di Malang sudah 60 masjid dibangun PKS,” kata dia.
Sunanik, warga lain, ingat Luthfi membagikan bahan pokok ditambah kurma kepada orang satu desa saat Ramadan. Saat Idul Adha, Luthfi membagikan 2 kilogram daging sapi untuk setiap keluarga. “Hitungannya per KTP (kartu tanda penduduk),” kata Sunanik. Selain bahan pokok dan daging, orang-orang PKS pernah membagi-bagikan Al-Quran.
Sunanik tak tahu dari mana duit Luthfi. Itu bukan urusan dia, katanya. Thoha pun tak tahu. Mereka hanya bisa membayangkan banyak sekali duit Luthfi untuk berderma kepada lebih dari 3.900 orang penduduk desa.
Pengurus PKS Kota Malang, Choirul Amri, mengatakan PKS memang banyak membangun masjid, tapi membantah adanya pemaksaan agar masuk PKS. Mengenai sumber dananya, Choirul menyebut Luthfi punya banyak jaringan. “Link beliau kan banyak,” kata dia.
AGUSSUP | ABDI PURMONO
Terpopuler:
Gratifikasi Seks? Presiden PKS Tersenyum
Yusuf Supendi: Kok, Kaget PKS Terlibat Suap?
Impor Renyah 'Daging Berjanggut'
Sebut Suap Daging Musibah, Tiffatul Dikecam
Skandal Daging Berjanggut, Laporan Tempo 2011
Presiden PKS Ditangkap, Apa Kata Hilmi Aminuddin
Ketua PBNU Doakan Suswono Selamat dari KPK