TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis layanan berbagi file atau file sharing relatif baru di Indonesia. Para pemain yang menekuni bisnis ini pun belum banyak.
Di antara pemain lokal yang timbul tenggelam, Indowebster merupakan salah satu yang masih bertahan. Berdiri sejak 2007, Indowebster kini memiliki sekitar 1,4 juta anggota.
Juny Maimun, pendiri Indowebster, yang biasa dipanggil Acong, mengatakan jumlah pelaku dalam bisnis ini minim karena risikonya besar. Risiko itu terutama berkaitan dengan kasus pelanggaran hak cipta musik atau film.
Menurut dia, risiko ini muncul karena mekanisme pembayaran untuk pembelian konten digital, seperti musik, film, dan aplikasi, belum lancar.
Juny berharap, dalam tiga tahun ke depan, masalah pembayaran ini dapat teratasi sehingga bisnis layanan berbagi file bisa lebih berkembang.
Baca Juga:
“Kalau sekarang masih sebatas hobi. Untuk bisnis agak susah,” kata dia saat ditemui Erwin Zachri dan Budi Riza dari Tempo di daerah Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin lalu.
Seperti apa bisnis file sharing?
Jika Anda share atau berbagi file yang diunggah dengan pengguna lain, Anda mendapat bagian. Rapidshare melakukan hal seperti ini. YouTube juga. Ujung-ujungnya ke iklan. Ini membuat mereka yang menjalankan bisnis ini berpikir bagaimana agar lebih banyak orang datang.
Di Indonesia, persaingannya seperti apa?
Saya tidak melihat adanya kompetisi di sini. Enggak terasa. Jujur saja, jika ingin pendapatan besar, kita bisa main di pornografi. Tapi kita tidak ingin ke sana. Untuk bertahan, pertama main premium. Sayangnya, awareness di Indonesia kecil.
Kedua, beriklan. Ini tantangan yang paling menarik. Selama ini situs saya dicap bajakan, jadi orang takut pasang iklan. Akibatnya, pendapatan kedua ini hilang juga. Terakhir adalah traffic. Tapi saya enggak jual traffic.
Adakah pemain lain selain Indowebster?
Ada, misalnya Gilaupload. Saya sempat menawarkan kepada yang berminat melalui Internet untuk berbisnis seperti saya. Engine saya siapkan, tinggal sewa. Itu setahun yang lalu.
Tapi tak ada satu pun yang tertarik. Ada yang menanggapi tapi akhirnya mereka mundur setelah tahu lebih banyak risiko ketimbang keuntungannya. Ini semua terkait dengan pembajakan.
Ada file bajakan di situs Anda?
Saya masih melayani permintaan untuk menghapus file di situs. Itu rutin. E-mail mencapai ratusan buah per bulan, tapi file yang dihapus bisa ribuan, paling banyak dari Amerika. Itu dilakukan perusahaan yang kerjanya mencari file bajakan, bukan perusahaannya langsung.
Apakah permintaan mereka diikuti?
Tidak 100 persen. Kami cek juga.
Berita Lainnya:
ContextLogic Siap Saingi Google
Google Glass Gunakan Teknologi Bone Conducting
WhatsApp Dituduh Langgar Privasi Pengguna
Apple Tarik Aplikasi Vine Milik Twitter
Yahoo Mulai Tumbuh