TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat dan Statistik (BPS) Suryamin mengatakan pemerintah menyiapkan anggaran Rp 1,59 triliun untuk sensus pertanian yang dilaksanakan pada Mei mendatang. “Dana tersebut digunakan untuk menyensus pertanian di seluruh wilayah Indonesia,” kata Suryamin saat dihubungi, Jumat, 8 Maret 2013.
Menurut dia, dana tersebut akan digunakan oleh lebih dari 250 ribu petugas BPS yang mendata di 33 provinsi Indonesia. Dana yang dibutuhkan sangat besar karena data yang akan mereka himpun benar-benar hasil dari turun ke rumah-rumah penduduk dan mendata secara lengkap seluruh komoditas pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan.
Dengan demikian, ia menambahkan, data yang akan dihimpun akan sangat lengkap dan terperinci. Ia mengatakan seluruh subsektor pertanian akan disensus, dari sektor tanaman pangan dan hortikultura, sektor perikanan berupa perikanan tangkap, perikanan budi daya, hingga perikanan laut. Serta sektor perkebunan, seperti sawit, karet, dan tanaman perkebunan lainnya.
Mereka juga akan mendata sektor peternakan seperti sapi dan hewan ternak lainnya; dan sektor kehutanan seperti usaha penangkapan satwa liar, perburuan, dan usaha pemanfaatan hutan. “Semua ini akan terpetakan saat sensus selesai dan data telah diolah,” kata Suryamin.
Dia menjelaskan, sensus itu dilaksanakan dalam tiga periode. Periode pertama akan dilaksanakan pada 1-31 Mei 2013. Pada periode ini, BPS akan mendata langsung ke lapangan dan dilakukan oleh petugas lapangan. Para petugas, kata dia, akan menyisir setiap rumah tangga pertanian, perikanan, dan kehutanan satu per satu. Petugas juga akan mendatangi setiap pengusaha yang bergerak di bidang pertanian, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
Sensus periode kedua, kata Suryamin, BPS akan melakukan pendataan berdasarkan sampel. “Sensus periode kedua ini kami lakukan pada November 2013,” kata Suryamin. Ia menjelaskan, hasil dari sensus kedua ini akan lebih dalam dan lengkap. Karena, selain mengisi formulir sensus, peserta sensus juga akan diwawancarai untuk ditanyai soal pendapatan mereka dari sektor pertanian. Sehingga pemerintah memiliki data lengkap pendapatan per rumah tangga pertanian.
Sedangkan sensus periode ketiga akan dilaksanakan pada Mei 2014. Pada sensus ketiga ini, BPS akan mendata biaya pertanian per subsektor. Sehingga nantinya BPS akan mendapatkan data besaran biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga pertanian dalam satu periode usaha pertanian, besaran penjualan dari usaha pertanian per subsektor, dan besaran yang didapatkan yang didapatkan masing-masing rumah tangga pertanian.
Ia mengatakan data yang tersedia nantinya akan menunjukkan besaran pendapatan per rumah tangga di masing-masing sektor dan wilayah. “Dari data-data ini, kementerian dan lembaga negara yang terkait bisa mengambil kebijakan yang paling tepat untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga-rumah tangga pertanian,” kata Suryamin.
Gambaran hasil sensus, kata Suryamin, akan dibacakan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan 16 Agustus mendatang. Sedangkan hasil akhir seluruh sensus dan data olahannya akan dikeluarkan oleh BPS pada akhir 2014 mendatang.
RAFIKA AULIA
Berita terpopuler lainnya:
Ini Kronologi Penyerangan TNI AD ke Mapolres OKU
Setelah 2014, SBY Mau Buka Warung Nasi Goreng
3 Fraksi Disebut Terima Duit Simulator Rp 10 M
Rhoma Irama Tolak Permintaan Josh Stone
Ricuh Bonek Vs Aremania Dipicu Tewasnya Bonek
Laga Gresik Vs Arema Ricuh, Tiga Orang Tewas