TEMPO.CO, Detroit -- Departemen Keuangan Amerika Serikat melepas saham raksasa otomotif General Motors (GM). Dalam laporan bulanannya kepada Kongres, Senin, 11 Maret 2013 waktu setempat soal status Troubled Asset Relief Program, mereka menyatakan pada Februari lalu mereka menerima US$ 489,9 juta dari hasil penjualan saham biasa. Pemerintah juga menerima US$ 156,4 juta pada penjualan saham di Januari. Harga per lembar sahamnya akan dibuka tiap perdagangan selesai.
Amerika Serikat menginvestasikan sekitar US$ 50 miliar ke GM dalam bentuk dana talangan (bailout) pada krisis 2008. Dana bailout ini merupakan yang terbesar dari sejarah bailout industri otomotif. Bailout ini mengundang kecaman dari pejabat Partai Republik, seteru Partai Demokrat yang mengusung Obama. Sampai sampai Republik menyebut GM sebagai "BUMN alias perusahaan pelat merah."
Pada Desember lalu, GM juga menebus 200 juta lembar saham senilai $ 5,5 miliar dari pemerintah. Dengan pembelian ini, perlahan dana bailout otomotif AS akan kembali. Setelah transaksi tersebut, pemerintah akan memegang sekitar 300 juta lembar saham atau 19 persen. Rencananya, untuk seluruh sahamnya akan dilego dalam waktu 15 bulan.
Selain pemerintah, salah satu pemegan saham terbesar adalah investor Warren Buffet. Buffet, dengan perusahaan induknya, Berkshire Hathaway Inc, bulan lalu membeli 10 juta lembar saham GM. Ini merupakan pembelian ketiga kalinya. Dengan kepemilikan ini, nilai saham Berkshire di GM bernilai sekitar US$ 694 juta atau sekitar Rp 6,66 triliun. Sebelumnya, Berkshire mengakuisisi 10 juta saham General Motors pada awal 2012 dan membeli lagi 5 juta saham pada kuartal ketiga 2012.
AUTONEWS | NUR ROCHMI
Baca juga:
Nasabah GTIS Ditawari Sebagai Pemegang Saham
Toyota Luncurkan Sedan Mungil Etios Valco
Prabowo: Ekonomi Indonesia Kokoh
Investasi VW di Indonesia Awal Tahun Depan