TEMPO.CO, Banjarnegara - Ribuan pengungsi berangsur-angsur pulang ke rumah masing-masing setelah gempa dengan kekuatan 4,8 skala Richter mengguncang tiga kabupaten di kawasan itu. Saat ini tinggal 2.500 pengungsi yang masih bertahan di pengungsian karena takut akan gempa susulan.
"Semalam sekitar 4.000 orang mengungsi, tapi sekarang tinggal 2.500 orang," kata Kepala Desa Kepakisan, Hamid Sabar, Sabtu 20 April 2013.
Ia mengatakan Desa Kepakisan merupakan daerah yang paling parah dilanda gempa. Total ada 171 rumah yang mengalami kerusakan. Warganya masih trauma untuk kembali ke rumahnya. Mereka takut terjadi gempa susulan. Trauma juga masih menghantui mereka, terutama anak-anak.
Staf BPBD Banjarnegara, Andri Sulistiyo, mengatakan saat ini pengungsi mulai ada yang pulang. Ia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam gempa yang terjadi sebanyak 344 kali dalam waktu enam jam itu. Jalan penghubung Wonosobo-Banjarnegara sudah dibuka kembali. Tidak ditemukan adanya gas beracun di Kali Sat yang membelah jalan penghubung itu.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Kepala Bencana Geologi (PVMBG) Surono, mengatakan gas beracun tidak terdeteksi di sekitar Kawah Timbang, Desa Sumberejo, Batur Kabupaten Banjarnegara. "Berdasarkan laporan hasil pengukuran gas beracun di lapangan, tidak terdeteksi adanya gas beracun di sekitar Kawah Timbang, Jalan Dieng-Batur, dan Jalan Simpangan-Pekasiran," katanya.
Pengukuran gas beracun tersebut, kata dia, dilakukan dua kali pada pukul 00.10-01.45 WIB. Selain itu, kata dia, gas beracun tidak terdeteksi di udara bebas di sepanjang Jalan Sumberejo-Kaliputih. "Gas beracun juga tidak terdeteksi di udara bebas pada jarak 1 kilometer dan 1,5 kilometer sebelah selatan maupun barat daya Kawah Timbang," katanya.
Berdasarkan pantauan visual, kata dia, tidak terjadi perubahan di Kawah Timbang dan tampak asap putih tipis hingga tebal yang diembuskan dengan tekanan lemah mencapai ketinggian 50-100 meter. "Embusan asap putih terlihat vertikal," katanya.
Menurut dia, pada radius 1.000-1.500 meter dari Kawah Timbang ke arah selatan, barat daya, dan barat tidak tercium bau belerang. Terkait dengan hal itu, kata dia, PVMBG merekomendasikan semua ruas jalan yang sebelumnya ditutup, dapat dibuka dan digunakan kembali. "Semua permukiman yang ditinggalkan masyarakat juga tidak terdapat gas beracun di udara bebas. Oleh karena itu, pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Karena krisis kegempaan masih terjadi, kata dia, PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas dalam radius 1.000 meter dari Kawah Timbang.
ARIS ANDRIANTO
Topik Hangat:
EDSUS: PREMAN JOGJA | Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo
Berita Terpopuler:
Kena Gusur, Warga Waduk Pluit Marah kepada Jokowi
Begini Tampang Tersangka Bom Boston Sesuai CCTV
Lion Air Jatuh, Boeing Beri Penghargaan Pilot
Jokowi Dilarang 'Nyapres'
Jokowi Tak Suka Ujian Nasional