TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman menegaskan mekanisme konvensi pemilihan calon presiden merupakan langkah strategis partai untuk mengurangi dominasi ketua umum. "Dengan konvensi, ketua umum tak bisa begitu saja menjadi calon presiden, dan partai juga tak bisa disandera ketua umum," kata Hayono di kompleks parlemen Senayan, Senin, 20 Mei 2013.
Selama ini, Hayono melanjutkan, banyak partai meyakini bahwa proses pencalonan capres adalah wilayah ketua umum. Jamak berlaku di banyak partai, ketua umum punya jalur khusus untuk bisa menjadi calon RI-1. Dengan proses konvensi, Demokrat ingin mengubah kebiasaan ini.
Untuk itulah, kata dia, proses konvensi akan dilembagakan di internal Partai Demokrat agar menjadi mekanisme permanen. Proses ini akan selalu dilakukan pada setiap pemilihan calon presiden. "Konvensi ini perlu agar melahirkan sistem yang terbuka dan akuntabel."
Dalam konvensi, calon presiden yang akan diusung Demokrat tak hanya harus lolos penjaringan awal yang dilakukan oleh tim. Para calon juga harus memenangkan hati publik melalui dua tahapan kampanye yang direncanakan akan dilakukan. Setelah itu masukan dari publik akan ditampung melalui mekanisme survei. "Dengan begitu publik akan yakin bahwa ini proses yang sehat."
Proses konvensi Capres Demokrat baru dimulai pada tahapan pembentukan komite seleksi capres. Selanjutnya proses penjaringan akan dimulai pada Juni 2013 mendatang. Para calon selanjutnya akan dijaring oleh tim untuk bisa mengikuti tahapan konvensi yang akan dimulai pada Agustus 2013 nanti.
IRA GUSLINA SUFA
Topik Terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita Terpopuler:
Begini Kronologi Katon Bagaskara Terjatuh
Labora Sitorus Disebut 'Penguasa' Laut Papua
PKS: Ada yang Mencari-cari Kesalahan Kami
Film '5 Cm' Dituding Tak Ajarkan Peduli Kebersihan
Istri Ketujuh Eyang Subur Akan Dijemput Paksa