TEMPO.CO, Kupang - Wartawan RCTI, Joni Nura, yang meliput perang tanding antarwarga Desa Adobala dan Redontena, Kecamatan Klubagolit di Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat ancaman pembunuhan. "Saya mendapat telepon ancaman pembunuhan karena memberitakan tentang perang tanding di Adonara," kata Joni Nura yang dihubungi Tempo, Sabtu, 8 Juni 2013.
Menurut dia, ancaman pembunuhan terhadap itu diterima dari warga Desa Redontena yang mengaku bernama Blasius yang marah usai menonton berita konflik Adonara yang tayang di televisi tersebut pada Jumat, 7 Juni 2013.
Isi berita itu menyebutkan pada perang tanding tersebut sebanyak 50 Warga Desa Redontena membakar pondok milik warga Desa Redontena. "Orang itu (Blasius) mengancam, karena menilai isi berita itu salah. Mestinya terbalik, warga Desa Adobala yang membakar," katanya.
Karena ancaman itu, dirinya pun melaporkan dan meminta perlindungan ke Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) cabang NTT. Ketua IJTI NTT Kristo Ngay membenarkan adanya ancaman terhadap wartawan RCTI yang meliput perang tanding di Adonara. "Kami sudah meminta klarifikasi dari dia (Joni) terkait ancaman itu," katanya.
Karena itu, IJTI meminta kepada wartawan RCTI itu untuk membuat laporan kronologis agar IJTI segera mengambil tindakan hukum. Namun, IJTI mengancam akan memboikot liputan perang tanding di Adonara. "Karena diancam, kami akan memboikot pemberitaan perang tanding Adonara," katanya.
YOHANES SEO
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Membangkang | Ahmad Fathanah
Terpopuler
Profil Zakaria, Pemukul Pramugari Ada di Wikipedia
Kronologi Pemukulan Pramugari Sriwijaya Air
Wakil Gubernur Bujuk Damai Pramugari Sriwijaya Air
Pemukul Pramugari Sriwijaya Air Berusaha Lari
Petugas Perempuan KRL Dipukuli 5 Penumpang
Dasar Pramugari Larang Pakai Ponsel dalam Pesawat
15 Makanan untuk Mengecilkan Perut dan Pinggang
Pramugari Sriwijaya Air Sepupu Indra Bekti
3 Efek Nyalakan Ponsel dalam Pesawat