TEMPO.CO, Jakarta--Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo harus mendorong investasi di bidang ICT untuk memangkas jumlah rata-rata perjalanan fisik warga Jakarta. Selain itu, pembangunan rusun juga harus dekat dengan sarana angkutan umum massal.
Menurut Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit, dalam mengurusi transportasi, pemerintah sebenarnya hanya berurusan dengan kombinasi beberapa variabel. Variabel tersebut adalah jumlah rata-rata perjalanan, jarak perjalanan, moda transportasi yang paling efisien, serta jenis bahan bakar yang paling efisien.
Jika jumlah rata-rata perjalanan bisa dipangkas dengan pertemuan nonfisik (melalui teknologi ICT), maka jarak perjalanan harus dipangkas dengan mendekatkan kawasan hunian dengan sarana angkutan umum massal. "Yang kami usulkan adalah bagaimana Jokowi menggabungkan konsep pembangunan rusun yang didekatkan dengan sarana angkutan umum massal," kata Danang dalam diskusi di kantor Tempo, Selasa, 4 Juni 2013.
Koran Tempo selama sepekan, mulai Senin 17 Juni 2013 akan membahas tentang persoalan Jakarta yang masih menjadi pekerjaan rumah Jokowi-Ahok. Dia menjelaskan, selama ini variabel trip distance (jarak perjalanan) termasuk yang jarang dipikirkan. Padahal, kini jarak perjalanan rata-rata warga di Jakarta mencapai 40 kilometer, beberapa tahun sebelumnya hanya 20 kilometer. Ini disebabkan semakin banyak warga Jakarta yang memulih tempat tinggal di pinggiran Jakarta dengan beragam alasan.
Karena itu, kata Danang, untuk memangkas jarak perjalanan ini, yang perlu dilakukan Jokowi adalah mendekatkan tempat hunian dengan sarana angkutan umum. "Kita lihat sekarang banyak lahan-lahan tidur di dekat stasiun-stasiun, tolong dong itu dibangun, sehingga orang turun dari rusun bisa langsung gunakan kereta," kata guru besar ilmu transportasi UGM ini.
Menurut Danang, mendekatkan hunian dengan sarana angkutan umum massal masuk dalam perencanaan tata ruang kota. Sebab itu, solusi ini bersifat jangka panjang. Dan solusi jangka panjang biasanya kurang diminati kebanyakan pemimpin daerah. "Pemimpin daerah suka dengan solusi jangka pendek, karena langsung kelihatan hasilnya," kata dia.
Beberapa solusi jangka pendek itu diantaranya adalah pembangunan jalan layang Antasari, dan pembangunan enam ruas tol dalam kota. "Itu semua solusi jangka pendek dan menengah, yang bagi gubernur sangat menarik karena mudah keliahatan oleh publik," ujar Danang. Simak PR transportasi Jakarta di sini.
AMIRULLAH
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Kongres Dukung Jokowi Presiden 2014 di Bandung
Jokowi Tolak Bayar Sewa Stan di PRJ Kemayoran
Ada 'Kartel' Kerak Telor di PRJ Kemayoran
Ahok Rela Taman Monas Rusak Karena PRJ