TEMPO.CO, Jakarta - Tarif progresif yang akan diterapkan di commuter line pada 1 Juli mendatang akan mendatangkan keuntungan tersendiri untuk PT KAI Commuter Jabodetabek. Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo, berharap dengan tarif progresif dapat menambah penumpang kereta.
"Semoga dengan tarif progresif bisa menambah penumpang untuk jarak pendek," kata Tri dalam konferensi pers di Aula Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Rabu 26 Juni 2013.
Selama ini, tarif kereta dengan rute Jakarta-Bogor sebesar Rp 9.000 per penumpang. Sedangkan penumpang dari Bogor menuju Maja harus membayar Rp 18.000. Dengan tarif progresif, penumpang cukup membayar Rp 5.000 dari Jakarta menuju Bogor atau sebaliknya. Sedangkan penumpang dengan rute Bogor-Maja cukup membayar Rp 7.000.
Menurut dia, tarif termurah nantinya hanya Rp 2.000, sedangkan tarif termahal untuk commuter line Jabodetabek itu mencapai Rp 7.000.
Dengan tarif subsidi untuk penumpang atau public service obligation (PSO) ini, Tri mengatakan, pendapatan yang didapat perusahaan tidak menurun atau pun meningkat dengan drastis.
Namun, ia berharap adanya penambahan volume penumpang. Setidaknya akan ada tambahan 10 persen atau menjadi 330 ribu penumpang setiap harinya dibandingkan sebelumnya yang hanya 300 ribu penumpang per hari. (Baca juga: Mulai 1 Juli, Tidak Ada Tiket Kertas Commuter Line)
SUTJI DECILYA
Topik terhangat:
Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Persija vs Persib | Penyaluran BLSM
Berita lainnya:
Ronaldo dan Tommy Winata Rangkulan
Mabes Polri Bebaskan Dua Perwira Pembawa Uang
Alasan Penyiksaan oleh Aparat Polisi
Kronologi Bayi Meninggal Setelah Ditolak 4 RS