TEMPO.CO, Jakarta - Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Haryono Umar mengaku menerima surat tanpa nama pengirim dan alamat alias surat kaleng sekitar satu minggu lalu. Surat itu berisi aduan terkait ujian nasional beberapa waktu lalu.
Haryono enggan menceritakan rincian isi suratnya. "Dari eselon 2 yang ada di Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan)," katanya kepada Tempo saat ditemui di kantor Kementerian Pendidikan, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2013.
Inspektorat, kata Haryono, akan mendalami isi aduannya. "Kami enggak akan cari siapa orangnya," kata dia. Sampai saat ini, inspektorat sedang mengecek validitas data yang tertera dalam surat kaleng tersebut benar atau tidak.
"Enggak usah ribut itu siapa, justru dihargai sudah mau kasih info," kata Haryono. Ia mengungkapkan, justru jika pihaknya mencari orang yang mengirimkan surat tersebut, malah membuat yang lain enggan melakukan hal serupa.
Pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA, yang semula dijadwalkan berlangsung serentak pada 15 April lalu, berbuah kisruh. Musababnya, PT Ghalia Indonesia Printing, satu dari enam pemenang tender, terlambat mendistribusikan naskah ujian.
Sebelum UN dilaksanakan, Inspektorat sudah memberi peringatan dini kepada Kementerian Pendidikan. Peringatan dini ini bermodalkan aduan Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran dan Indonesia Corruption Watch tentang potensi kesalahan dalam pelaksanaan ujian.
TRI ARTINING PUTRI
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL |Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?
Berita terpopuler:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal