TEMPO.CO, Tangerang - Menteri Perhubungan, Evert Erenst Mangindaan, mengatakan sudah memeriksa pesawat Boeing 777-300ER yang didatangkan PT Garuda Indonesia. "Serangkaian observasi telah dilakukan untuk memastikan keandalan pesawat tersebut," kata dia di hangar 2 Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia, Selasa 2 Juli 2013.
Mangindaan mengatakan akan terus mengevaluasi pedoman pengoperasian pesawat tersebut. Dia yakin Boeing 777-300ER bisa membawa manfaat bagi Garuda termasuk untuk segi perawatan. "Pesawat ini ramah lingkungan karena emisinya jauh lebih kecil dari generasi terdahulu," ucapnya.
Pada pertengahan Mei 2013, The Boeing Company dan General Electric mengumumkan penghentian sementara operasionalisasi pesawat Boeing 777-300ER lantaran berpotensi mengalami kerusakan. Mesin pesawat itu bisa tiba-tiba mati saat mengudara. Masalah ini menimpa maskapai penerbangan Air China pada Februari dan 9 Mei 2013.
Menurut Rick Kennedy, juru bicara General Electric, kerusakan mesin itu tidak didahului peringatan seperti percikan api, ledakan atau minimal batuk-batuk. Setelah diselidiki, ternyata ada masalah pada komponen transfer gearbox. Alat yang dibuat oleh perusahaan Italia, Avio SpA, pada September dan Maret 2012 ini, berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin pada pompa bahan bakar dan bagian vital lain.
Komponen tersebut ternyata sudah dipasang pada 26 pesawat Boeing 777-300 ER yang beroperasi di seluruh dunia. Sisanya akan dipasang pada 44 pesawat yang tengah dirakit. Sebelum masalah ini meluas, Boeing dan General Electric meminta maskapai untuk memeriksa dan mengganti komponen bermasalah itu.
Boeing 777 adalah pesawat angkut besar untuk menempuh rute jarak jauh. Pesawat ini bisa mengangkut 300 - 550 penumpang dengan jarak 5.235 - 9.380 nautical miles atau sekitar 9.695 - 17.370 kilometer. Pesawat dengan kendali komputer (fly-by-wire) ini dijual seharga US$ 300 juta (sekitar Rp 2,9 triliun).
MARIA YUNIAR | FERY FIRMANSYAH