TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Partai Demokrat Syariefuddin Hasan mengatakan, partainya tak takut bersaing dengan sejumlah partai yang memiliki media televisi. Meski kalah di udara, Syarief yakin partainya bakal moncer menghadapi Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilu Presiden 2014. "Kepemilikan televisi bukan satu-satunya penentu," katanya kepada Tempo, Rabu, 3 Juli 2013.
Menurut Syarief, partainya sudah biasa menghadapi persaingan dengan para partai yang disokong media sejak Pemilu 2004. Namun terbukti, Demokrat berhasil menang dengan hasil maksimal. Bahkan, pada Pemilu 2009, Demokrat bisa memenangkan Pilpres dan Pemilu dengan hasil maksimal. "Pengalaman kami tanpa televisi tetap bisa menang."
Syarief mengatakan, kepemilikan televisi bukan menjadi satu-satunya cara bagi partai berlambang mirip Mercy itu untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas. Demokrat lebih mengutamakan sosialiasi dan bertemu langsung dengan konstituen di setiap daerah pemilihan. "Pokoknya ada banyak jalan menuju ke Roma," ucap Syariefuddin.
Dalam catatan Tempo, ada tiga bos televisi yang juga petinggi partai yang bakal bertarung dalam pemilihan presiden mendatang. Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, pemilik TV One dan ANTV, ; Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura, Harry Tanoe Soedibyo pemilik televisi Media Nusantara Citra Group yang menaungi RCTI, MNC TV, dan Global TV.
Selain itu aa pula Ketua Umum Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh, pemilik Media Group yang menaungi Metro TV. Dalam beberapa bulan ini, ketiga tokoh tersebut terlihat kerap muncul dalam tayangan televisi milik mereka dalam beragam format. Ada yang dalam bentuk pemberitaan, ada juga yang berupa iklan politik.
IRA GUSLINA SUFA
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL |Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?
Berita terpopluer:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal