TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Sleman menangkap remaja/ABG-anak baru gede pembunuh seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pembunuhan yang terjadi pada Ahad malam, 7 Juli 2013 itu di halaman Taman Kanak-kanak Tunas Wisata Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman. Mayat ditemukan pada keesokan harinya pukul 07.50 WIB. Korban tewas dengan tubuh penuh luka dan remuk pada bagian kepala akibat dihantam cor beton.
"Lima kami tangkap, tiga sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan," kata Ajun Komisaris Heru Muslimin, Kepala Satuan Reserse Kriminal, Kepolisian Resor Sleman, Selasa 9 Juli 2013.
Para tersangka pembunuh Nanda Amalia Setyowati, 15, siswi SMP 3 Depok, Sleman itu adalah DG, 14 tahun siswa kelas 3 Madrasah Tsanawiyah, SS, 15 tahun siswa kelas 1 Sekolah Menengah Kejuruan dan YS, 17 siswa kelas 2 Sekolah Menengah Atas. Mereka adalah warga Papringan, Caturtunggal Depok, Sleman.
Sedangkan dua lainnya adalah AY, 13 tahun siswa kelas 2 Sekolah Menengah Pertama dan EP, 13 siswi kelas 3 Sekolah Menengah Pertama. Mereka adalah warga Gowok, Caturtunggal Sleman. Mereka dijadikan saksi karena ada di lokasi saat terjadi pembunuhan.
Heru menambahkan, pelaku dan korban berkenalan sejak dua bulan lalu. Pembunuhan terjadi diduga sudah direncanakan oleh para pelaku. Itu dilihat dari barang bukti pisau yang telah disiapkan oleh tersangka YS. Para tersangka juga didampingi unit Perlindungan Perempuan dan Anak di Kepolisian.
Mereka dijerat Pasal 338 jo 340 Kitab undang-undang Hukum Pidana. Dari keterangan pelaku, pembunuhan dilatarbelakangi karena tersinggung. Pemicunya karena pesan singkat bernada hinaan yang dikirimkan pada Sabtu 6 Juli 2013 malam oleh korban Nanda Amalia (15) kepada EP, yang merupakan pacar YS.
Usai membaca SMS (pesan singkat) itu, emosi YS muncul dan ingin mengklarifikasi kepada korban. Lalu tiga tersangka berkumpul di rumah SS dan merencanakan untuk memberi pelajaran kepada korban. Tersangka DG kemudian meminta EP menghubungi korban lalu janjian.
Mereka sepakat bertemu pada Ahad lalu pukul 21.00 di Taman Kanak-kanak Tunas Wisata Ambarrukmo. Korban yang tercatat sebagai siswi kelas 3 SMP 3 Depok itu datang bersama dengan EP. Lalu muncul para tersangka dan saksi AS.
Saat sedang berbincang di pintu gerbang, tiba-tiba dari belakang kepala korban dipukul menggunakan cor beton oleh tersangka YS. Nanda lalu tersungkur dan hendak berteriak, namun YS sudah terlebih dulu membekap mulutnya.
Tersangka DG melihat pisau yang dibawa YS jatuh. Lalu diambil dan digunakan untuk menusuk tubuh korban.
Setelah Nanda tidak sadar, para pelaku menyeret tubuhnya dari gerbang ke dalam kompleks bangunan sekolah. Di pojok gedung, kepala korban kembali dipukul dengan cor beton. Setelah korban dipastikan tak bernyawa, mereka lalu meninggalkan lokasi.
"Untuk menghilangkan jejak, motor korban dibawa salah satu pelaku," kata Heru.
Menurut Kepala Kepolisian resor Sleman Ajun Komisaris Besar Heri Sutrisman, pembunuhan diduga sudah direncanakan sebelumnya oleh para tersangka. "Dengan membawa senjata tajam, ada indikasi sudah direncanakan," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
Terhangat:
Karya Penemu Muda| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL |Bencana Aceh
Terpopuler:
Hasil SBMPTN Diumumkan Pukul 17.00 Hari Ini
Diperiksa Tiga Jam, Maharani Hanya 'Permisi'
Suap Daging Impor, KPK Kembali Periksa Maharani
Beruang Salju Ini Hentikan Laju Kapal Raksasa
KPK Lebih Percaya Yulianis Ketimbang Nazaruddin