TEMPO.CO, Jakarta - PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) memperkirakan lonjakan penumpang 600 ribu orang per hari, sejak diterapkan e-ticket dan tarif progresif kereta rel listrik (KRL) Commuter Line. Jumlah ini meningkat terus, sebelumnya jumlah penumpang antara 450 hingga 500 ribu per hari.
“Sudah ada perkiraannya, kami memperkirakan 600 ribu penumpang per hari di tahun ini. Itu targetnya,” kata Manajer Hubungan Masyarakat PT KCJ, Eva Chairunnisa, saat dihubungi Tempo, Selasa 9 Juli 2013. Pada 2019 mendatang, KCJ menargetkan jumlah penumpang KRL di Jabodetabek mencapai 1,2 juta penumpang per harinya.
Eva menjelaskan, untuk mengantisipasi adanya penumpukan penumpang, KCJ akan menambah gerbong KRL se-Jabodetabek sebanyak 180 gerbong, pada tahun ini.
Saat ini, tercatat ada sekitar 650 gerbong KRL Jabodetabek. “Tahun ini akan ditambah 180 gerbong dari yang sudah ada sekitar 650 gerbong. Ini antisipasi agar penumpang tidak menumpuk atau penuh,” ujar Eva.
Mulai Senin, 1 Juli 2013, PT KAI dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengganti tiket kertas menjadi tiket kartu elektronik untuk semua perjalanan KRL Commuter Line di Jabodetabek, sampai lintas Maja. Uji coba dilakukan pada 8 April - 30 Juni 2013, dengan jumlah transaksi penjualan tiket dengan kartu elektronik sebanyak 200 ribu per hari.
E-ticket ini memberlakukan dua jenis tiket perjalanan yang dijual. Pertama, tiket single trip, untuk satu kali perjalanan. Kedua, tiket multi-trip atau berlangganan, dengan sistem potong saldo sesuai perjalanan. KAI dan KCJ menyarankan masyarakat menggunakan kartu multi-trip untuk mengurangi antrean di loket.
AFRILIA SURYANIS
Terhangat:
Karya Penemu Muda| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL |Bencana Aceh
Terpopuler:
Hasil SBMPTN Diumumkan Pukul 17.00 Hari Ini
Diperiksa Tiga Jam, Maharani Hanya 'Permisi'
Suap Daging Impor, KPK Kembali Periksa Maharani
Beruang Salju Ini Hentikan Laju Kapal Raksasa
KPK Lebih Percaya Yulianis Ketimbang Nazaruddin